Logam alkali umum ditemukan dalam senyawaannya dengan unsure lain,
mineral-mineral dan juga dalam bentuk ion-ion. Salah satu sifat khas dari
golongan ini ialah unsure-unsur pada golongan ini sangat reaktif (explosive)
sehingga dalam laboratorium alkali ditaruh dalam media inert (sulit bereaksi)
seperti dalam minyak tanah. Semakin besar nomor atom alkali, semakin reaktif.
Hal ini dikarenakan dalam satu golongan, semakin ke bawah jari-jari atom semakin
besar, mengakibatkan energy yang diperlukan untuk melepaskan electron terluar
semakin kecil. Karena hanya membutuhkan sedikit energy, maka semakin bawah
alkali semakin mudah bereaksi. Kereaktifan alkali membuat alkali sulit
ditemukan dalam keadaan bebas.
Alkali dalam suhu kamar berwujud
padat, kecuali hydrogen, caesium dan fransium. Hydrogen wujud gas, caesium dan
fransium berwujud cair. Salah satu sifat lain dari alkali adalah logamnya
bersifat lunak, artinya dapat diiris. Mengapa? Jika kita menulis konfigurasi
unsure alkali, maka pada electron terluar akan kita temui konfigurasi ns1,
karena hanya memiliki s1 maka tentunya tidak akan sulit untuk mengirisnya, coba
kita bandingkan dengan logam transisi besi yang memiliki electron terluar 4s2
3d6, tentunya tidak akan mudah untuk mengirisnya. Selain lunak alkali itu
mengkilap keperakan.
Semakin besar nomor atom alkali, titik didih dan lelehnya semakin kecil,
hal ini karena semakin bawah energy ikatan alkali semakin kecil, oleh karena
itu tidak dibutuhkan banyak energy untuk memutuskan ikatan tersebut. Alkali
merupakan reduktor kuat.
Jika kita membakar alkali pada Bunsen, alkali akan memancarkan spectrum
warna yang khas. Hal itu dikarenakan sifat atomnya yang jika dikenakan energy
akan menyebabkan electron dalam atom terekstitasi. Electron yang tereksitasi
akan kembali ke keadaan semula dengan jalan memancarkan radiasi gelombang
elektromagnetik berupa gelombang cahaya dengan panjang gelombang tertentu untuk
masing-masing atom. Sekedar pembuka, akan disebutkan nyala masing-masing untuk
unsure-unsur di IA : Litium-merah, Natrium-kuning, Kalium-ungu, Rubidium-merah,
Sesium-biru. Golongan IA jika direaksikan dengan oksigen dapat membentuk oksida
basa, semakin ke bawah sifat basa alkali semakin tinggi bersamaan dengan
semakin meningginya kelarutan alkali.
Dari litium ke fransium, daya hantar listrik dan panas semakin menurun,
kecuali pada logam natrium dan kalium yang semaki bertambah karena electron
valensi pada atom Na dan K mudah bergerak bebas.
Dari Li sampai
Cs, kecenderungan logam alkali untuk menghasilkan senyawa peroksida atau
superoksida semakin besar karena sifat logamnya semakin reaktif.
1.Hidrogen (Hydrogenium) Hydro-air, genes-membentuk
Sejarah Hidrogen
Gas hidrogen, H2, pertama kali dihasilkan secara
artifisial oleh T. Von Hohenheim (dikenal juga sebagai Paracelsus,
1493–1541) melalui pencampuran logam dengan asam kuat. Dia tidak menyadari bahwa gas mudah
terbakar yang dihasilkan oleh reaksi kimia
ini adalah unsur kimia yang baru. Pada tahun, Robert Boyle
menemukan kembali dan mendeskripsikan reaksi antara besi dan asam yang menghasilkan gas
hidrogen. Pada tahun 1766, Henry Cavendish adalah
orang yang pertama mengenali gas hidrogen sebagai zat diskret dengan
mengidentifikasikan gas tersebut dari reaksi logam-asam sebagai
"udara yang mudah terbakar". Pada tahun 1781 dia lebih lanjut
menemukan bahwa gas ini menghasilkan air ketika dibakar. Pada tahun 1783, Antoine
Lavoisier memberikan unsur ini dengan nama hidrogen (dari Bahasa Yunani
hydro yang artinya air dan genes yang artinya membentuk) ketika
dia dan Laplace
mengulang kembali penemuan Cavendish yang mengatakan pembakaran hidrogen
menghasilkan air.
Hidrogen pertama kali dicairkan oleh James Dewar pada tahun
1898 dengan menggunakan penemuannya, guci
hampa. Hidrogen dalam bentuk cair sangat penting untuk bidang
penelitian suhu rendah (cryogenics)
dan studi superkonduktivitas karena titik cairnya hanya 20 derajat di atas 0
Kelvin. Dia kemudian menghasilkan hidrogen padat setahun kemudian. Deuterium
ditemukan pada tahun 1931 Desember oleh Harold Urey,
dan tritium
dibuat pada tahun 1934 oleh Ernest
Rutherford, Mark Oliphant, and Paul Harteck. Air berat,
yang mengandung deuterium menggantikan hidrogen biasa, ditemukan oleh Urey dkk.
pada tahun 1932. Salah satu dari penggunaan pertama H2 adalah untuk sinar sorot.
Balon
pertama yang diisikan dengan hidrogen diciptakan oleh Jacques Charles pada tahun
1783. Hidrogen memberikan tenaga dorong untuk perjalanan udara yang aman dan
pada tahun 1852 Henri Giffard menciptakan
kapal udara yang diangkat oleh hidrogen. Bangsawan Jerman Ferdinand von Zeppelin mempromosikan
idenya tentang kapal udara yang diangkat dengan hidrogen dan kemudian dinamakan
Zeppelin
Sifat-sifat Hidrogen
Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak
berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan
merupakan gas diatomik yang
sangat mudah terbakar.
Dengan massa atom
1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di dunia.
Hidrogen juga
adalah unsur paling melimpah dengan
persentase kira-kira 75% dari total
massa unsur alam semesta dan 90% dari total jumlah atom di alam semesta. Unsur
ini ditemukan di bintang-bintang dan memainkan peranan yang penting dalam
memberikan sumber energi jagat raya melalui reaksi proton-proton dan siklus
karbon-nitrogen. Proses fusi atom-atom hidrogen menjadi helium di matahari
menghasilkan jumlah energi yang sangat besar. Kebanyakan bintang
dibentuk oleh hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa
hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi, dan
biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon
seperti metana.
Hidrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis,
namun proses ini secara komersial lebih mahal daripada produksi hidrogen dari
gas alam.
Hidrogen adalah
unsur yang terbanyak dari semua unsur di alam semesta. Elemen-elemen yang berat
pada awalnya dibentuk dari atom-atom hidrogen atau dari elemen-elemen yang
mulanya terbuat dari atom-atom hidrogen. Melimpah bukan berarti mudah ditemukan
dalam keadaan gas H2 di atmosfer bumi. Walau hidrogen adalah benda gas, kita
sangat jarang menemukannya di atmosfer bumi. Gas hidrogen yang sangat ringan,
jika tidak terkombinasi dengan unsur lain, akan berbenturan dengan unsur lain
dan terkeluarkan dari lapisan atmosfer. Di bumi hidrogen banyak ditemukan
sebagai senyawa (air) di mana atom-atomnya bertaut dengan atom-atom oksigen.
Atom-atom hidrogen juga dapat ditemukan di tetumbuhan, petroleum, arang, dan
lain-lain. Sebagai unsur yang independen, konsentrasinya di atmosfer sangat
kecil (1 ppm by volume). Sebagai gas yang paling ringan, hidrogen berkombinasi
dengan elemen-elemen lain kadang-kadang secara eksplosif untuk membentuk berbagai senyawa.
Hidrogen
sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam tanah nadir dan logam transisi dan
dapat dilarutkan dalam logam kristal
maupun logam amorf. Kelarutan hidrogen dalam logam
disebabkan oleh distorsi setempat ataupun ketidakmurnian dalam kekisi hablur
logam.
Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi
serendah 4% H2 di udara bebas. Entalpi
pembakaran hidrogen adalah -286 kJ/mol. Hidrogen terbakar menurut
persamaan kimia:
2 H2(g)
+ O2(g) → 2 H2O(l) + 572 kJ
Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan, hidrogen
meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak sendiri pada temperatur
560 °C. Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni memancarkan
gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata telanjang. Oleh
karena itu, sangatlah sulit mendeteksi terjadinya kebocoran hidrogen secara
visual. Karakteristik lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung
menghilang dengan cepat di udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen
lebih ringan dari ledakan hidrokarbon.
Isotop Hidrogen
Hidrogen memiliki beberapa isotop yaitu protium, deuterium, tritium.
Isotop hidrogen yang paling banyak
dijumpai di alam adalah protium, yang inti
atomnya hanya
mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa ionik hidrogen dapat
bermuatan positif (kation) ataupun negatif (anion). Hidrogen dapat membentuk senyawa
dengan kebanyakan unsur dan dapat dijumpai dalam air dan senyawa-senyawa
organik. Hidrogen
sangat penting dalam reaksi asam basa yang mana banyak reaksi ini
melibatkan pertukaran proton antar molekul terlarut. Oleh karena hidrogen
merupakan satu-satunya atom netral yang persamaan Schrödingernya dapat diselesaikan secara analitik,
kajian pada energetika dan ikatan atom hidrogen memainkan peran yang sangat
penting dalam perkembangan mekanika
kuantum.
Senyawa Hidrogen
Walaupun H2 tidaklah begitu reaktif dalam keadaan
standar, ia masih dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur. Jutaan jenis
hidrokarbon
telah diketahui, namun itu semua tidaklah dihasilkan secara langsung dari
hidrogen dan karbon. Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan unsur yang lebih elektronegatif seperti halogen
(F, Cl, Br, I); dalam senyawa ini hidrogen memiliki muatan parsial positif. Ketika berikatan dengan fluor, oksigen
ataupun nitrogen,
hidrogen dapat berpartisipasi dalam bentuk ikatan non-kovalen yang kuat, yang
disebut dengan ikatan hidrogen yang sangat penting untuk
menjaga kestabilan kebanyakan molekul biologi. Hidrogen juga membentuk senyawa
dengan unsur yang kurang elektronegatif seperti logam dan metaloid,
yang mana hidrogen memiliki muatan parsial negatif. Senyawa ini dikenal dengan
nama hidrida.
Dalam kimia anorganik, hidrida dapat berperan sebagai
ligan penghubung yang
menghubungkan dua pusat logam dalam kompleks berkoordinasi.
Fungsi ini umum ditemukan pada unsur golongan 13, terutama pada
kompleks borana (hidrida boron) dan aluminium
serta karborana
yang bergerombol.
Senyawa hidrogen sering disebut sebagai hidrida,
sebuah istilah yang tidak mengikat. Oleh kimiawan, istilah "hidrida"
biasanya memiliki arti atom H yang mendapat sifat anion, ditandai dengan H−.
Keberadaan anion hidrida, dikemukakan oleh Gilbert N.
Lewis pada tahun 1916 untuk gologngan I dan II hidrida garam,
didemonstrasikan oleh Moers pada tahun 1920 dengan melakukan elektrolisis litium hidrida cair (LiH)
yang menghasilkan sejumlah hidrogen pada anoda. Untuk hidrida selain logam
golongan I dan II, istilah ini sering kali membuat kesalahpahaman oleh karena
elektronegativitas hidrogen yang rendah. Pengecualian adalah hidrida golongan
II BeH2 yang polimerik. Walaupun hidrida dapat dibentuk dengan
hampir semua golongan unsur, jumlah dan kombinasi dari senyawa bervariasi,
sebagai contoh terdapat lebih dari 100 hidrida borana biner yang diketahui,
namun cuma satu hidrida aluminium biner yang diketahui. Hidrida indium biner
sampai sekarang belum diketahui, walaupun sejumlah komplek yang lebih besar
eksis.
Oksidasi H2 secara formal menghasilkan proton H+.
Spesi ini merupakan topik utama dari pembahasan asam, walaupun istilah
proton digunakan secara longgar untuk merujuk pada hidrogen kationik yang
positif dan ditandai dengan H+. Proton H+ tidak dapat
ditemukan berdiri sendiri dalam laurtan karena ia memiliki kecenderungan
mengikat pada atom atau molekul yang memiliki elektron. Untuk menghindari
kesalahpahaman akan "proton terlarut" dalam larutan, larutan asam
sering dianggap memiliki ion hidronium (H3O+)
yang bergerombol membentuk H9O4+. Ion oksonium
juga ditemukan ketika air berada dalam pelarut lain.
Walaupun sangat langka di bumi, salah satu ion yang paling melimpah
dalam alam semesta ini adalah H3+, dikenal sebagai
molekul hidrogen terprotonasi ataupun kation hidrogen triatomik.
Hidrogen dapat dipersiapkan dengan berbagai cara:
- Uap dari elemen karbon yang dipanaskan
- Dekomposisi beberapa jenis hidrokarbon dengan energi
kalor
- Reaksi-reaksi natrium atau kalium hidroksida pada
aluminium
- Elektrolisis air
- Pergeseran asam-asam oleh metal-metal tertentu
H2
bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia bereaksi
dengan spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan fluorin,
menghasilkan hidrogen halida berupa hidrogen
klorida dan hidrogen fluorida.
Geometri Hidrogen
Dalam keadaan yang normal, gas hidrogen merupakan campuran antara
dua molekul, yang dinamakan ortho- dan para- hidrogen, yang dibedakan
berdasarkan spin elektron-elektron dan nukleus.
Hidrogen normal pada suhu ruangan terdiri dari 25% parahidrogen dan
75% ortho-hidrogen. Bentuk ortho tidak dapat dipersiapkan dalam bentuk murni.
Karena kedua bentuk tersebut berbeda dalam energi, sifat-sifat kebendaannya pun
juga berbeda. Titik-titik lebur dan didih parahidrogen sekitar 0.1 derajat
Celcius lebih rendah dari hidrogen normal.
Atom H, juga disebut hidrogen nasen atau hidrogen atomik,
diklaim eksis secara fana namun cukup lama untuk menimbulkan reaksi kimia.
Menurut klaim itu, hidrogen nasen dihasilkan secara in situ, biasanya
reaksi antara seng
dengan asam,
atau dengan elektrolisis pada katoda. Sebagai molekul
monoatomik, atom H sangat reaktif dan oleh karena itu adalah reduktor yang
lebih kuat dari H2 diatomik, namun pertanyaan kuncinya terletak pada
keberadaan atom H itu sendiri. Konsep ini lebih populer di bidang teknik dan di
literatur-literatur lama.
Hidrogen nasen
diklaim mereduksi nitrit menjadi ammonia
atau arsenik
menjadi arsina bahkan dalam
keadaan lunak. Penelitian yang lebih mendetil menunjukkan lintasan alternatif
lainnya dan bukanlah atom H.
Atom hidrogen dapat
dihasilkan pada temperatur yang cukup tinggi (>2000 K) agar molekul H2
dapat berdisosiasi. Selain itu, radiasi elektromagentik di atas 11 eV juga
dapat diserap H2 dan menyebabkan disosiasi.
Kadang kala,
hidrogen yang terserap secara kimiawi pada permukaan logam juga dirujuk sebagai
hidrogen nasen, walaupun terminologi ini sudah mulai ditinggalkan. Pandangan
lainnya mengatakan bahwa hidrogen yang terserap secara kimiawi itu "kurang
reaktif" dari hidrogen nasen disebabkan oleh ikatan yang dihasilkan oleh
permukaan katalis logam tersebut.
Penggunaan Hidrogen
Sejumlah besar H2
diperlukan dalam industri petrokimia dan kimia. Penggunaan terbesar H2
adalah untuk memproses bahan bakar fosil dan dalam pembuatan ammonia.
Konsumen utama dari H2 di kilang petrokimia meliputi hidrodealkilasi, hidrodesulfurisasi, dan penghidropecahan
(hydrocracking). H2 memiliki beberapa kegunaan yang penting. H2
digunakan sebagai bahan hidrogenasi, terutama dalam peningkatan kejenuhan dalam
lemak takjenuh dan minyak nabati (ditemukan di margarin), dan
dalam produksi metanol.
Ia juga merupakan sumber hidrogen pada pembuatan asam klorida.
H2 juga digunakan sebagai reduktor
pada bijih
logam.
Selain digunakan
sebagai pereaksi, H2 memiliki penerapan yang luas dalam bidang
fisika dan teknik. Ia digunakan sebagai gas penameng di metode
pengelasan seperti pengelasan
hidrogen atomik. H2 digunakan sebagai pendingin rotor di generator
pembangkit listrik karena ia mempunyai
konduktivitas termal yang paling tinggi di antara semua jenis gas. H2
cair digunakan di riset kriogenik yang meliputi kajian superkonduktivitas. Oleh karena H2
lebih ringan dari udara, hidrogen pernah digunakan secara luas sebagai gas
pengangkat pada kapal udara balon.
Baru-baru ini hidrogen
digunakan sebagai bahan campuran dengan nitrogen (kadangkala disebut forming
gas) sebagai gas perunut untuk pendeteksian kebocoran gas yang kecil.
Aplikasi ini dapat ditemukan di bidang otomotif, kimia, pembangkit listrik,
kedirgantaraan, dan industri telekomunikasi. Hidrogen adalah zat aditif (E949)
yang diperbolehkan penggunaanya dalam ujicoba kebocoran bungkusan makanan dan
sebagai antioksidan.
Isotop hidrogen yang
lebih langka juga memiliki aplikasi tersendiri. Deuterium
(hidrogen-2) digunakan dalam reaktor CANDU sebagai moderator untuk
memperlambat neutron. Senyawa deuterium juga memiliki aplikasi dalam bidang
kimia dan biologi dalam kajian reaksi efek isotop. Tritium
(hidrogen-3) yang diproduksi oleh reaktor
nuklir digunakan dalam produksi bom hidrogen, sebagai
penanda isotopik dalam biosains, dan sebagai sumber radiasi
di cat berpendar.
Suhu pada titik tripel hidrogen digunakan sebagai titik
acuan dalam skala temperatur ITS-90
(International Temperatur Scale of 1990) pada 13,8033 kelvin.
2.Litium Lithos-batu
Ditemukan oleh
Arfvedson pada tahun 1817, litium merupakan unsur logam teringan, dengan masa
jenis sekitar setengahnya air. Menurut teorinya, litium (kebanyakan 7Li)
adalah salah satu dari sedikit unsur yang disintesis dalam kejadian Dentuman
Besar walaupun kelimpahannya sudah jauh berkurang. Sebab-sebab
menghilangnya litium dan proses pembentukan litium yang baru menjadi topik
penting dalam astronomi.
Litium adalah unsur ke-33 paling melimpah di bumi, namun oleh karena reaktivitasnya yang sangat
tinggi membuat unsur ini hanya bisa ditemukan di alam dalam keadaan bersenyawa
dengan unsur lain.
Litium tidak ditemukan
sebagai unsur tersendiri di alam; ia selalu terkombinasi dalam unit-unit kecil
pada batu-batuan berapi dan pada sumber-sumber mata air. Mineral-mineral yang
mengandung litium contohnya: lepidolite, spodumeme, petalite, dan
amblygonite.
Secara fisik, litium tampak keperak-perakan, mirip natrium (Na) dan
kalium (K),. Litium bereaksi dengan air, tetapi tidak seperti natrium. Litium
memberikan nuansa warna pelangi yang indah jika terjilat lidah api, tetapi
ketika logam ini terbakar benar-benar, lidah apinya berubah menjadi putih. Seperti
logam-logam alkali lainnya, litium sangat reaktif dan terkorosi dengan
cepat dan menjadi hitam di udara lembab. Oleh karena itu, logam litium biasanya disimpan dengan
dilapisi minyak.
Sintesis logam litium
memerlukan teknologi elektrolisis dan proses ini berlagsung sangat sulit
disebabkan sulitnya memasukkan satu elektron kepada ion logm litium yang
bersifat sangat elektropositif. Biji litium yang penting adalah spodumene,
LiAl(SiO3)2. Bentuk litium alfa akan diubah menjadi bentuk litium beta pada
kisaran suhu antara 1100 C. Campuran kemudian dicampur dengan asam sulfat panas
kemudian diekstraksi ke dalam air untuk mendapatkan litium sulfat Li2SO4.
Senyawaan sulfat ini kemudian ditambahkan natrium karbonat untuk mendapatkan
garam Li2CO3 yang tidak mudah larut di dalam air. Reaksi litium karbonat dengan
asam klorida akan diperoleh litium klorida LiCl yang siap untuk dielektrolisis.
Li2SO4 +
Na2CO3 -> Na2SO4 + Li2CO3
Li2CO3 + 2HCl -> 2LiCl + CO2 +H2O
Li2CO3 + 2HCl -> 2LiCl + CO2 +H2O
Disebabkan litium klorida memiliki titik
leleh yang tinggi yaitu lebih dari 600 C maka LiCl dicampur dengan KCl sehingga
titik lelehnya turun menjadi sekitar 430 C.
Litium banyak dipakai untuk baterai,
keramik, gelas, lubrican, peningkat kekerasan paduan logam, farmasi,
hidrogenasi, cairan pentransfer panas, propelant roket, sintesis vitamin A,
pendingin reaktor nuklir, produksi tritium, deoksidator untuk logam tembaga dan
paduannya. Penggunaan litium yang lain adalah:
- Litium dipakai dalam kimia
organik untuk membuat reagen berbasis organolitium
- Litium neobate dipakai dalam
alat telekomunikasi seperti HP sebagai resonat kristal
- Litium klorida dan litium
bromida dipakai sebagai desikan
- Litium stearat dipakai sebagai
lubrican pada alat bertemperatur tinggi
- Alloy litium dengan logam lain
seperti aluminium, kadmium, tembaga, dan mangan dipakai sebagai bahan
pembuatan pesawat terbang.
- Litium flourida dipakai
diperalatan optik seperti IR, teleskop, UV dan UV Vacum karena sifatnya
yang transparan
- Logam litium dan hidridanya
dipakai sebagai bahan untuk bahan bakar roket
- Litium peroksida, litium
nitrat, litium klorat, litium perklorat dipakai sebagai oksidator dalam
propelan roket
- Litium deuerida dipakai sebagai
bahan bakar reaksi fusi dimana jika ditembaki dengan neutron maka akan
menghasilkan tritium.
- Litium hidroksida adalah
senyawa penting yang diperoleh dari litium karbonat, bersifat basa kuat,
dan bila dipanaskan dengan minyak akan diperoleh sabun litium yang
bermanfaat untuk membersihkan lemak dan dipakai untuk melubrikasi gear
mesin
- Senyawaan litium dipakai
sebagai zat pewarna pada kembang api karena dapat menghasilkan warna merah
terang.
- Li2
CO3 sebagai bahan campuran dalam pengolahan aluminium.
- 2LiOH
+ CO2 → Li2 CO3 +H2O
Logam ini bereaksi dengan
nitrogen dan hidrogen dari udara dan uap air. Secara cepat permukaan litium
akan terlapisi oleh campuran liOH, Li2CO3, Li3N. LiOH bersifat sangat korosif
dan berbahaya bagi ikan yang hidup di air. Litium jika dibakar diudara akan
bereaksi dengan dengan oksigen menghasilkan Li2O dan dengan Nitrogen
menghasilkan Li3N.
3.Natrium
(Sodium) Sodanum-obat
sakit kepala Sodium-soda
Sebelum
Davy berhasil mengisolasi unsur ini dengan cara elektrolisis soda kaustik,
natrium (unsur ini disebut sodium dalam bahasa Inggris), telah dikenal dalam
berbagai suatu senyawa.
Natrium banyak ditemukan di
bintang-bintang. Garis D pada spektrum matahari sangat jelas. Natrium juga
merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak
bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam grup logam alkali. banyak terdapat
dalam senyawa alam (terutama halite NaCl). Dia sangat
reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus
disimpan dalam minyak.
Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.
Natrium mengapung di air,
menguraikannya menjadi gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak
dalam air secara spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di udara bersuhu di bawah 388
K.
Natrium juga bila dalam keadaan berikatan dengan ion OH- maka akan membentuk
basa kuat yaitu NaOH. Ada tiga belas isotop natrium. Kesemuanya tersedia di Los
Alamos National Laboratory.
Senyawa yang paling
banyak ditemukan adalah natrium klorida (garam dapur), tapi juga terkandung di
dalam mineral-mineral lainnya seperti soda niter, amphibole, zeolite, dsb.
Senyawa natrium juga penting untuk industri-industri kertas, kaca, sabun, tekstil, minyak, kimia dan logam. Sabun biasanya merupakan garam natrium yang mengandung asam lemak tertentu. Pentingnya garam sebagai nutrisi bagi binatang telah diketahui sejak zaman purbakala.
Di antara banyak senyawa-senyawa natrium yang memiliki kepentingan industrial adalah garam dapur (NaCl), soda abu (Na2CO3), baking soda (NaHCO3), caustic soda (NaOH), Chile salpeter (NaNO3), di- dan tri-natrium fosfat, natrium tiosulfat (hypo, Na2S2O3 . 5H20) and borax (Na2B4O7 . 10H2O).
Senyawa natrium juga penting untuk industri-industri kertas, kaca, sabun, tekstil, minyak, kimia dan logam. Sabun biasanya merupakan garam natrium yang mengandung asam lemak tertentu. Pentingnya garam sebagai nutrisi bagi binatang telah diketahui sejak zaman purbakala.
Di antara banyak senyawa-senyawa natrium yang memiliki kepentingan industrial adalah garam dapur (NaCl), soda abu (Na2CO3), baking soda (NaHCO3), caustic soda (NaOH), Chile salpeter (NaNO3), di- dan tri-natrium fosfat, natrium tiosulfat (hypo, Na2S2O3 . 5H20) and borax (Na2B4O7 . 10H2O).
Logam natrium sangat
penting dalam fabrikasi senyawa ester dan dalam persiapan senyawa-senyawa
organic. Logam ini dapat digunakan untuk memperbaiki struktur beberapa campuran
logam dan untuk memurnikan logam cair.
Logam natrium sangat
penting dalam fabrikasi senyawa ester dan dalam persiapan senyawa-senyawa
organik. Logam ini dapat di gunakan untuk memperbaiki struktur beberapa
campuran logam, dan untuk memurnikan logam cair. Campuran logam natrium dan kalium,
NaK juga merupakan agen heat transfer (transfusi panas) yang penting.
Lelehan Natrium memiliki titik leleh yang rendah, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pendingin pada reactor nuklir. Di samping itu, natrium memiliki daya hantar panas yang baik, sehingga lelehan natrium mengambil panas yang dihasilkan reaksi fisi dan panas tersebut ditransfer oleh natrium cair ke bagian luar reactor untuk menguapkan air. Uap yang timbul dipakai untuk menjalankan generator listrik. Natrium juga digunakan pada lampu penerangan di jalan raya atau pada kendaraan karena sinar kuning dari natrium memiliki kemampuan menembus kabut.
Lelehan Natrium memiliki titik leleh yang rendah, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pendingin pada reactor nuklir. Di samping itu, natrium memiliki daya hantar panas yang baik, sehingga lelehan natrium mengambil panas yang dihasilkan reaksi fisi dan panas tersebut ditransfer oleh natrium cair ke bagian luar reactor untuk menguapkan air. Uap yang timbul dipakai untuk menjalankan generator listrik. Natrium juga digunakan pada lampu penerangan di jalan raya atau pada kendaraan karena sinar kuning dari natrium memiliki kemampuan menembus kabut.
Logam natrium dipakai
dalam pengolahan logam sebagai reduktor, untuk mereduksi titanium (IV) klorida
menjadi logam titanium. Natrium juga dipakai dalam pembuatan TEL.
Pb + 4Na + 4C2H5Cl → (C2H5)
4Pb + 4NaCl.
Senyawa natrium karbonat
dipakai dalam pembuatan kaca, pembuatan natrium silikat untuk industry kertas
dan untuk menghilangkan kesadahan air sadah tetap.
Na2CO3 (aq) + CaSO4 (aq) → CaCO3 (s) + Na2SO4 (aq)
Natrium Sulfat digunakan
dalam pembuatan kaca danpembuatan kayu menjadi bubur serat (pulp). Natrium
sulfat dekahidrat (garam Glauber) mempunyai sifat dapat menyimpan energy surya
untuk pemanasan. Zat ini akan berubah menjadi lelehan pada 32,4 C dan
memerlukan kalor sebesar 250 kJ/kg. Sistem ini dikembangkan untuk memanaskan
ruangan pada malam hari (udara dingin). Pada siang hari penampung sinar surya
di atas atap memindahkan panas surya melalui udara ke dalam tangki yang berisi
garam tersebut sehingga meleleh. Pada waktu mala, garam itu mengkristal dan
melepaskan panasnya ke udara.
Natrium bikarbonat,
sering disebut soda kue yang dihasilkan melalui proses Solvay, dari nama
penemunya Ernest Solvay.
Na+ + Cl- +NH3 +CO2 +H2O
→ NaHCO3 + NH4+ + Cl-
Soda kue digunakan untuk
membuat kue atau oti. Jika adonan yang mengandung soda kue dipanggang maka
2NaHCO3 (s) → Na2CO3 (s) + H2O
(g) + CO2 (g)
Lepasnya CO2 akan
mengembangkan adonan sehingga menghasilkan kue yang ringan dan mekar karena
adanya rongga-rongga di dalamnya.
Natrium hidrida dapat
digunakan sebagai pewarna biru pada blue jeans.
NaOH banyak digunakan
dalam berbagai industry, yaitu industry pulp dan kertas, sabun dan detergen –
Natrium stearat (natrium oktadekanoat), tekstil, serta pemrnian aluminium.
Bahan baku dalam pembuatan senyawa-senyawa natrium.
Logam natrium dapat diperoleh dari
elektrolisis campuran NaCl dan NaF cair, penambahan NaF ditujukan untuk
menurunkan titik leleh NaCl.
4.Kalium (Potasium)
Ditemukan oleh Davy pada
tahun 1807, yang mendapatkannya dari caustic potash (KOH). Ini logam
pertama yang diisolasi melalui elektrolisis.
Logam ini merupakan logam
ketujuh paling banyak dan terkandung sebanyak 2.4% (berat) di dalam kerak bumi.
Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air dan unsur kalium sangat
sulit diambil dari mineral-mineral tersebut.
Mineral-mineral tertentu,
seperti sylvite, carnalite, langbeinite, dan polyhalite
ditemukan di danau purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium
dan garam-garamnya dengan mudah dapat diambil. Kalium ditambang di Jerman,
negara bagian-negara bagian New Mexico, California, dan Utah. Deposit besar
yang ditemukan pada kedalaman 3000 kaki di Saskatchewan, Kanada diharapkan
menjadi tambang penting di tahun-tahun depan. Kalium juga ditemukan di samudra,
tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit ketimbang natrium.
Kalium tidak ditemukan
tersendiri di alam, tetapi diambil melalui proses elektrolisis hidroksida.
Metoda panas juga lazim digunakan untuk memproduksi kalium dari senyawa-senyawa
kalium dengan CaC2, C, Si, atau Na.
Kalium dapat dibuat
dengan elektrolisis campuran KCL dan CaCl2 cair. Dapat juga dengan
cara reduksi lelehan KCl dengan logam Na pada suhu 850 C
17 isotop kalium
telah diketahui. Kalium normal mengandung 3 isotop, yang satu pada 40 derajat
Kelvin (.0118%) merupakan isotop radioaktif dengan paruh waktu 1.28 x 109
tahun.
Kalium
diproduksi untuk membuat kalium superoksida yang digunakan dalam pembuatan
masker gas.
4 KO2 (s) + 2 H2O
(g) → 4KOH (s) + 3O2 (g)
KOH yang terbentuk menyerap CO2
dari napas kita
KOH (s) + CO2 (g) →
KHCO3 (s)
KO2
juga digunakan pada peswat ruang angkasa untuk menghasilkan oksigen untuk
bernapas. KCl sebagai pupuk. KOH digunakan dalam pembuatan sabun lunak. Kalium nitrat
dalam mesiu.Kalium sulfat untuk pupuk dan industry gelas. Kalium bikarbonat
membuat minuman bersoda, pengisi alat pemadam api. KBr dalam bidang fotografi.
KCN untuk industry baja, pengolahan emas dan perak.
5.Rubidium
Rubidus – merah menyala
Ditemukan
oleh Bunsen dan Kirchoff pada tahun 1861 di dalam mineral lepidolite
dengan menggunakan spektroskop.
Unsur ini
ternyata ditemukan lebih banyak dari yang diperkirakan beberapa tahun lalu.
Sekarang ini, rubidium dianggap sebagai elemen ke-16 yang paling banyak
ditemukan di kerak bumi. Rubidium ada di pollucite, leucite dan zinnwaldite,
yang terkandung sekitar 1% dan dalam bentuk oksida. Ia ditemukan di lepidolite
sebanyak 1.5% dan diproduksi secara komersil dari bahan ini. Mineral-mineral
kalium, seperti yang ditemukan pada danau Searles, California, dan kalium
klorida yang diambil dari air asin di Michigan juga mengandung rubidium dan
sukses diproduksi secara komersil. Elemen ini juga ditemukan bersamaan dengan
cesium di dalam deposit pollucite di danau Bernic, Manitoba.
Rubidium dapat menjelma
dalam bentuk cair pada suhu ruangan. Ia merupakan logam akali yang lembut,
keperak-perakan dan unsur akali kedua yang paling elektropositif. Ia terbakar
secara spontan di udara dan bereaksi keras di dalam air, membakar hidrogen yang
terlepaskan. Dengan logam-logam alkali yang lain, rubidium membentuk amalgam
dengan raksa dan campuran logam dengan emas, cesium dan kalium. Logam rubidium
juga dapat dibuat dengan cara mereduksi rubidium klorida dengan kalsium dan dengan
beberapa metoda lainnya. Unsur ini harus disimpan dalam minyak mineral yang
kering, di dalam vakum atau diselubungi gas mulia.
Ada 24 isotop
rubidium. Isotop rubidium yang ditemukan secara alami ada dua, 85Rb
dan 87Rb. Rb-87 terkandung sebanyak 27.85% dalam rubidium alami dan
isotop ini merupakan pemancar beta dengan paruh waktu 4.9 x 1010
tahun. Rubidium cukup radioaktif sehingga dia dapat mengekspos photographic
film dalam 30 sampai 60 hari. Rubidium membentuk empat oksida: Rb2O,
Rb2O2, Rb2O3, Rb2O4.
Untuk
memperleh Rb dapat dilakukan dengan cara mereduksi garam kloridanya. Dalam
temperature tinggi, sehingga Rb yang dihasilkan dalam keadaan uap.
Ca (s) + 2RbCl (s) → CaCl2
(s) + 2 Rb (g)
Karena
rubidium sangat mudah diionasi, unsur ini pernah dipikirkan sebagai bahan bakar
mesin ion untuk pesawat antariksa. Hanya saja, cesium sedikit lebih efisien
untuk hal ini. Unsur ini juga pernah diajukan untuk digunakan sebagai fluida
penggerak turbin uap dan untuk generator elektro-panas menggunakan prinsip
kerja magnetohydrodynamic dimana ion-ion rubidium terbentuk oleh energi
panas pada suhu yang tinggi dan melewati medan magnet. Ion-ion ini lantas
mengantar listrik dan bekerja seperti amature sebuah generator sehingga
dapat memproduksi aliran listrik. Rubidium juga digunakan sebagai getter
dalam tabung-tabung vakum dan sebagai komponen fotosel. Ia juga telah digunakan
dalam pembuatan kaca spesial. RbAg4I5 sangat penting
karena memiliki suhu ruangan tertinggi sebagai konduktor di antara
kristal-kristal ion. Pada suhu 20 derajat Celcius, konduktivitasnya sama dengan
larutan asam sulfur. Sifat ini memugkinkan rubidium digunakan pada aplikasi
untuk baterai super tipis dan aplikasi lainnya.
Rubidium
digunakan pada filament sel fotolistrik yang mengubah energy cahaya menjadi
energy listrik.
6.Cesium Caesius-biru langit
Sesium
ditemukan secara spektroskopik oleh Bunsen dan Kirchohoff pada tahun 1860 dalam
air mineral dari Durkheim. Unsur kimia ini merupakan logam alkali yang
lunak dan berwarna putih keemasan, yang adalah salah satu dari tiga unsur logam berwujud cair
pada atau sekitar suhu ruangan.
Sesium
merupakan logam alkali yang terdapat di lepidolite, pollucte (silikat
aluminum dan Sesium basah) dan di sumber-sumber lainnya. Salah satu sumber
terkaya yang mengandung Sesium terdapat di danau Bernic di Manitoba, Kanada.
Deposit di danau tersebut diperkirakan mengandung 300.000 ton pollucite
yang mengandung 20% Sesium. Unsur ini juga dapat diisolasi dengan cara
elektrolisis fusi sianida dan dengan beberapa metoda lainnya. Sesium murni yang
bebas gas dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi panas Sesium azida. Karakteristik
metal ini dapat dilihat pada spektrum yang memiliki dua garis biru yang terang
dan beberapa di bagian merah, kuning dan hijau. Elemen ini putih
keperak-perakan, lunak dan mudah dibentuk. Sesium merupakan elemen akalin yang
paling elektropositif.
Sesium,
galium dan raksa adalah tiga logam yang berbentuk cair pada suhu ruangan. Sesium
bereaksi meletup-letup dengan air dingin, dan bereaksi dengan es pada suhu di
atas 116 derajat Celsius. Sesium hidroksida, basa paling keras yang diketahui,
bereaksi keras dengan kaca.
Sesium
memiliki isotop paling banyak di antara unsur-unsur tabel periodik, sebanyak 32
dengan massa yang berkisar dari 114 sampai 145.
Sesium
dibuat dengan jalan mereduksi lelehan halida garamnya dengan logam Na.
Sesium
digunakan sebagai katode pada lampu-lampu elektronik. Logam Cs mempunyai energy
ionisasi pertama yang sangat kecil. Jika terkena cahaya, Cs akan melepaskan
elektronnya yang akan tertarik menuju electrode positif pada sel dan
menyebabkan timbulnya arus listrik.
Cs
juga digunakan dalam sel-sel fotoelektrik, dan sebagai katalis di hydrogenasi
senyawa-senyawa tertentu. Logam ini baru-baru saja ditemukan aplikasinya pada
sistim propulsi. Sesium digunakan pada jam atom dengan akurasi sebesar 5 detik
dalam 300 tahun. Senyawa-senyawanya yang penting adalah klorida dan nitrat.
7.Fransium
Elemen
ini ditemukan pada tahun 1993 oleh Marguerite Perey, ilmuwan Curie Institute di
Paris. Fransium yang merupakan unsur terberat seri logam-logam alkali, muncul
sebagai hasil disintegrasi unsur actinium. Ia juga bisa dibuat secara buatan
dengan membombardir thorium dengan proton-proton. Walau fransium secara alami
dapat ditemukan di mineral-mineral uranium, kandungan elemen ini di kerak bumi
mungkin hanya kurang dari satu ons. Fransium juga merupakan elemen yang paling
tidak stabil di antara 101 unsur pertama di tabel periodik. Ada 33 isotop
fransium yang dikenal. Yang paling lama hidup 223Fr (Ac, K), anak 227Ac,
memiliki paruh waktu selama 22 menit. Ini satu-satunya isotop fransium yang
muncul secara alami. Karena isotop-isotop fransium lainnya sangat labil,
sifat-sifat fisik mereka diketahui dengan cara teknik radiokimia. Sampai saat
ini unsur belum pernah dipersiapkan dengan berat yang memadai atau diisolasi.
Sifat-sifat kimia fransium sangat mirip dengan Sesium.
Fransium
diperoleh melalui peluruhan α actinium. Di alam sangat sedikit jumlahnya di
samping itu juga bersifat radioaktif sehingga kegunaannya kurang banyak
diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar