Pembuatan minyak kelapa diawali dengan pembuatan santan kelapa yang
merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air. Bila
santan didiamkan, secara pelan-pelan akan terjadi pemisahan bagian yang kaya
dengan minyak (disebut krim) dengan bagian yang miskin dengan minyak(disebut
skim). Krim lebih ringan dibanding skim sehingga krim berada pada bagian atas
dan skim di bawah.
Minyak kelapa dapat dibuat dengan berbagai cara, salah satu caranya disebut Cara Basah yang relatif sederhana.
Minyak kelapa dapat dibuat dengan berbagai cara, salah satu caranya disebut Cara Basah yang relatif sederhana.
a.
Cara Basah
Tradisional
Daging buah diparut,
kemudian ditambah air dan diperas sehingga mengeluarkan santan. Setelah itu
dilakukan pemisahan minyak dari santan dengan pemanasan. Santan dipanaskan
sehingga airnya menguap dan tinggal padatan yang menggumpal. Gumpalan padatan
ini disebut blondo (galendo). Minyak dipisahkan dari blondo dengan cara
penyaringan. Blondo masih banyak mengandung minyak sehingga masih bisa diambil
minyaknya dengan cara diperas.
b.
Cara Basah
Sentrifugasi
Pemisahan minyak
dari santan dapat dilakukan dengan sentrifugasi. Santan diberi perlakuan
sentrifugasi pada kecepatan 3000-3500 rpm sehingga terjadi pemisahan krim dari
skim. Selanjutnya krim diasamkan, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali
lagi untuk memisahkan minyak dari bagian bukan minyak.
Pemisahan minyak dapat juga dilakukan dengan kombinasi pemanasan dan sentrifugasi. Santan disentrifugasi untuk memisahkan krim. Setelah itu krim dipanaskan untuk menggumpalkan padatan bukan minyak. Minyak dipisahkan dari bagian bukan minyak dengan cara sentrifugasi. Minyak yang diperoleh disaring untuk memperoleh minyak yang bersih.
Pemisahan minyak dapat juga dilakukan dengan kombinasi pemanasan dan sentrifugasi. Santan disentrifugasi untuk memisahkan krim. Setelah itu krim dipanaskan untuk menggumpalkan padatan bukan minyak. Minyak dipisahkan dari bagian bukan minyak dengan cara sentrifugasi. Minyak yang diperoleh disaring untuk memperoleh minyak yang bersih.
c.
Cara Basah Fermentasi
(Tanpa Menggunakan Api)
Siapkan tabung air
mineral kemudian parut beberapa buah kelapa dan diperas menjadi santan. Setelah
itu santan diencerkan dengan air dan dibiarkan selama 8 jam hingga terjadi
pemisahan antara “santan prima” dengan air. Santan prima (kental) itu,
keasamannya diturunkan hingga suasana asam (pH 4,2), dengan menggunakan cuka
makan. Campuran ini kemudian dibiarkan 12 - 24 jam. Dalam proses ini, santan
prima terpisah menjadi tiga bagian. Lapisan bawah berupa air, kemudian galendo
dan di bagian atasnya minyak murni. Minyak disaring dengan tisu atau kain kasa
halus, lewat keran yang sudah disiapkan sebelumnya. Minyak yang terkumpul,
kemudian dihangatkan selama selama 15 menit ditambah antioksidan. Minyak yang
dihasilkan, sudah dapat dikemas dan dikonsumsi. Proses ini masih dapat
dilanjutkan ke proses pembuatan minyak berikutnya. Galendo atau blondo itu
mengandung mikroba aktif untuk pembuatan minyak fermentasi. Galendo cair
disemprotkan ke seluruh permukaan dalam galon dan dibiarkan hingga kering.
Kemudian masukkan santan cair dan dibiarkan selama 12 jam dalam kehangatan
temperatur kamar. Setelah kurun waktu itu, minyak akan terpisah sendiri. Proses
selanjutnya, seperti yang pertama yaitu dipanaskan hingga panas kuku selama 15
menit, dan minyak yang dihasilkan siap dikemas.
Dari POM-Depkes, diperoleh salinan lengkap hasil
penelitian unsur yang dikandung oleh minyak kelentik tanpa api ini, yaitu
kandungan air 0,13%, asam laurat 0,30%. Sementara kandungan logamnya, Fe 0,52
mg/kg, timbal< 0,0030, Tembaga< 0,0100, seng <0,0100, timah<0,6000,
air aksa<0,0005 arsen negatif dan kolesterol negatif. Jadi, minyak kelentik
yang dihasilkan dari proses fermentasi ini bebas kolesterol dan logam berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar