Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi
sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke
permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan
jenis ini disebut sebagai virga.
Hujan
memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban
dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung,
lalu turun kembali ke bumi, dan
akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. Untuk kepentingan
kajian atau praktis, hujan dibedakan menurut terjadinya, ukuran butirannya,
atau curah hujannya.
Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya
- Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi
karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.
- Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering
terjadi di daerah sekitar ekuator,
akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara.
Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di
sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
- Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi
karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal.
Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga
terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
- Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi
apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas.
Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front.
Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar
bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan
frontal.
- Hujan muson atau hujan musiman, yaitu
hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin
Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia
Timur terjadi bulan Mei sampai
Agustus.
Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau.
Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya
- Hujan gerimis / drizzle,
diameter butirannya kurang dari 0,5 mm
- Hujan salju,
terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0° Celsius
- Hujan batu es, curahan batu es yang turun
dalam cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0° Celsius
- Hujan deras / rain,
curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan diameter ±7 mm.
- hujan sedang, 20 - 50 mm per hari
- hujan lebat, 50-100 mm per hari
- hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari
Presipitasi
perlu diukur untuk mendapatkan data hujan yang sangat berguna bagi pernecanaan
hidrologis, semisal perencanaan pembangunan bendung, dam, dan sebagainya
khususnya yang berkaitan dengan dunia merekayasa.
Jumlah air
hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau ombrometer. Ia dinyatakan
sebagai kedalaman air yang
terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0.25mm. Satuan curah
hujan menurut SI adalah milimeter, yang
merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi.
Air hujan
sering digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan
menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air
hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang lebih besar
berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air
hujan yang lebih kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar