Hormon
adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu).
Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan,
dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju organ target.
Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja yang besar dan
lama pengaruhnya karena hormon mempengaruhi kerja organ dan sel (Faisal, 2011).
Hormon
disebut juga substansi kimia spesifik yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh
(glandula endrokrin) yang langsung dicurahkan masuk ke dalam aliran darah dan
dibawa ke jaringan tubuh untuk membantu dan mengatur fungsi fisiologisnya
(Sturkie, 1987).
Semua
hormon bersifat khas dan selektif dalam pengaruhnya terhadap organ sasaran yang
ditentukan secara genetik. Organ sasaran segera bereaksi terhadap suatu hormon
tertentu untuk menghasilkan zat atau perubahan-perubahan sebagaimana yang telah
diprogramkan secara genetik (Nalbandov, 1964).
Ciri-
ciri dari hormon adalah:
1.
Diproduksi dan
disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat
kecil.
2.
Mengadakan interaksi
dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
3.
Memiliki pengaruh
mengaktifkan enzim khusus.
4.
Memiliki pengaruh tidak
hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel
target berlainan (Faisal, 2011).
5.
Faktor yang mempengaruhi
kerja hormon pada organ sasaran :
6.
Kecepatan sintesis
hormon dan sekresi hormon dan kelenjarnya.
7.
Sistem transportasi
hormon di dalam plasma (spesifik carrier protein).
8.
Reseptor hormon khusus
yang terdapat pada organ sasaran yang berbeda dengan letak reseptornya.
9.
Kecepatan degradasi
hormon.
10. Kecepatan
perubahan hormon dari bentuk inaktif menjadi bentuk yang aktif.
11. Jarak
Perubahan
dari salah satu faktor di atas merupakan perubahan dari jumlah aktivitas pada
organ sasaran.
Hormon
dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia,
sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon
di dalam sel.
Klasifikasi
hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya:
1.
Golongan Steroid → turunan
dari kolestrerol.
2.
Golongan Eikosanoid
yaitu dari asam arachidonat.
3.
Golongan derivat asam
amino dengan molekul yang kecil → Thyroid, Katekolamin.
4.
Golongan
Polipeptida/Protein → Insulin, Glukagon, GH, TSH.
Berdasarkan
sifat kelarutan molekul hormon:
1.
Lipofilik : kelompok
hormon yang dapat larut dalam lemak
2.
Hidrofilik : kelompok
hormon yang dapat larut dalam air
Berdasarkan
lokasi reseptor hormon:
1.
Hormon yang berikatan
dengan hormon dengan reseptor intraseluler
2.
Hormon yang berikatan
dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)
Berdasarkan
sifat sinyal yang mengantar kerja hormon di dalam sel: kelompok hormon yang
menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP, cGMP, Ca2+, Fosfoinositol,
Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler (Wijaya, 2008).
Kelenjar-kelenjar
tiroid yang penting adalah: hypothalamus, hypophysis pituitary, thyroid,
parathyroid, pancreas (pulau Langerhans-Pancreas), adrenal (medula dan
korteks), gonad (ovari dan testes), thymus, dan membrana mukosa usus.
1. Hypothalamus
Hypothalamus
terletak pada bagian ventral, meliputi hypophisis atau glandula pytuitaria
(salah satu kelenjar endokrin yang terpenting) dan struktur-struktur lainnya
yang berkaitan (Mukhtar, 2006). Hypothalamus berbatasan pada bagian anterior
dengan optic chiasma. Hypothalamus terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a) Bagian
posterior dengan mammilary bodies
b) Bagian
dorsal dengan thalamus
c) Bagian
ventral dengan sphenoid bone
Hormon
yang dihasilkan oleh hypothalamus :
a) Gonadotropin
Releasing Hormone (GnRH). Berfungsi: melepaskan LH dan FSH.
b) Thyrotropin
Releasing Hormone (TRH). Berfungsi: melepaskan TSH.
c) Corticotropin
Releasing Hormone (CRH). Berfungsi: melepaskan ACTH.
d) Somatotropin
Releasing Hormone (STH-RH). Berfungsi: melepaskan STH.
e) Somatotropin
Inhibitory Hormone (STH-IH). Berfungsi: menghalangi STH yang keluar.
f) Prolactin
Releasing Hormone (PRH). Berfungsi: melepaskan prolaktin.
g) Prolactin
Inhibitory Hormone (PIH). Berfungsi: menghalangi prolaktin keluar.
Pada
kelenjar hipothalamus memiliki tipe hormon protein. Kelenjar hypothalamus
berfungsi untuk menstimulasi adenohypophysys untuk melepaskan hormon-hormonnya
(Ensminger, 1992 : Kartasudjana, 2006).
2. Hypophysis (Glandula Pituitaria)
Glandula
pituitaria merupakan suatu kelenjar bilobi, yang menghasilkan bermacam-macam
hormon yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh, dan oleh karena itu sering
disebut sebagai master control glands. Sebagai kelenjar endokrinon. Kelenjar
hypophisa terletak di dalam legokan pada dasar ruang otak yang dikenal sebagai
sella turcica. Kelenjar tersebut mensekresikan sejumlah besar hormon-hormon,
beberapa diantaranya berhubungan langsung dengan reproduksi.
Glandula
pituitaria (hypophisis)
merupakan suatu kelenjar yang rangkap yang terdiri dari:
1. Lobus
anterior dan pers intermedia, yang embryologis berasal dari suatu kantong yang
terbentuk pada atap mulut (kantong rathke). Glandula pituitaria bagian depan
menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut:
a. Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone).
Berfungsi :
·
Merangsang pertumbuhan
folikel ovarium.
·
Sebagai substansi yang
mengawali siklus birahi.
·
Merangsang pemasakan
folikel sampai folikel de graff tetapi tidak menyebabkan ovulasi.
·
Perbedaan dengan hormon
LH bertanggung jawab terhadap perbedaan lama birahi dan waktu ovulasi ternak
sapi, domba, babi, dan kuda.
·
Pada unggas betina
berfungsi bagi pemasakan folikel (yolk), dan spermatogenesis pada unggas
jantan.
b. Hormon LH (Luteinezing Hormone). Berfungsi:
•
Mengawali pertumbuhan
tenunan luteal (corpus luteum).
•
Merangsang pertumbuhan
corpus luteum.
•
Penting untuk proses
ovulasi.
•
Merangsang tumbuhnya
sel interstial pada ovarium.
•
Merangsang sel
granulose dan sel theca pada folikel yang masak untuk memproduksi estrogen.
•
Semakin tinggi kadar LH
maka semakin tinggi estrogen, sehingga menyebabkan ovulasi.
•
Pada unggas LH
berfungsi untuk merobek membrane vitelina folikel (yolk) pada bagian stigma
agar terjadi ovulasi. Pada unggas jantan berperan bagi perkembangan testis.
c. Hormon LTH (Luteo Tropic Hormone) /Prolactin.
Berfungsi:
•
Bersama-sama dengan
hormon LH merangsang sel theca dalam corpus hemorragicum untuk membentuk corpus
luteum dan pembentukan progesterone oleh corpus luteum.
•
Mempertahankan fungsi
corpus luteum.
•
Pada unggas betina
menyebabkan sifat mengeram, dan menimbulkan sekresi susu tembolok pada merpati.
d. Hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormone).
Berfungsi:
•
Mengawasi
grandula/kelenjar thyreidea.
•
Mengawasi pengambilan
iod oleh thyroid.
•
Sintesa thyroxine dari
diidotyrosine .
e. Hormon ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormone).
Berfungsi:
•
Stimulasi adrenal cortex.
•
Pelepasan adreno
corticoid.
f. Hormon MSH (Melanotropin). Berfungsi:
•
Memegang peranan dalam
perubahan warna kulit (Partodihardjo, 1980).
2. Lobus posterior yang berasal dari
encephalon.
a.
Hormon Vasopressin/ADH (Antidiuratic Hormone). Berfungsi:
•
Merangsang keaktifan
otot-otot polos vesica urinaria (kandung kemih) dan vesica ellia (kantong
empedu).
•
Menaikkan tekanan darah
yang menimbulkan contricsi arteri yang kecil.
•
Pengurangan sekresi
urin.
b.
Hormon Oxytocin. Berfungsi:
•
Menimbulkan kontraksi
uterus.
•
Mengeluarkan susu dari
glandula mammae.
3. Thyroid
Kelenjar
thyroid terdapat pada semua vertebrata, jumlahnya sepasang yang merupakan lobus
yang berbentuk perisai yang saling dihubungkan oleh suatu isthmus. Tiap-tiap
lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan
parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana
hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri
tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior
merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior
merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid
mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri (Haqiqi,
2008).
Kelenjar
Thyroid menghasilkan hormon tyroxine dan triiodotyroxine yang berfungsi:
a. Memegang
peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang.
b. Mempertahankan
sekresi GH (Growth Hormone) dan gonadotropin.
c. Efek
kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi
otot dan menambah irama jantung.
d. Merangsang
pembentukan sel darah merah
e. Mempengaruhi
kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan
oksigen akibat metabolisme.
f. Bereaksi
sebagai antagonis insulin. Tirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran tulang
dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi
kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah
kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan pengeluaran
tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang
pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi
gastrin di lambung (Haqiqi, 2008).
g. Mempengaruhi
laju metabolisme, mempengaruhi pertumbuhan bulu dan warna (Ensminger, 1992).
4. Parathyroid
Kelenjar
parathyroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar
tiroid oleh karenanya kelenjar parathyroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini
terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi
hormon parathyroid atau parathormon disingkat PTH.
Kelenjar
Parathyroid menghasilkan hormon PTH (Paratirod Hormone), yang berfungsi PTH
mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus
ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi
peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon ini
pun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan
pengeluaran fosfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di
tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol
sekresi PTH adalah kadar kalsium serum.
5. Pancreas
Ada
beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans
berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon
antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan, contohnya
glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah sangat turun, pankreas akan
memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi
menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa
tersebut (Anonim, 2011). Kelenjar pancreas menghasilkan hormon:
a. Hormon Glucagon.
Berfungsi: untuk mengawasi pemecahan ygocen hepar, dan efeknya pada metabolisme
karbohidrat. Kerja hormon glucagon berlawanan dengan hormon insulin.
b. Hormon Insulin.
Berfungsi: untuk metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak, sehingga apabila
kekurangan insulin akan menyebabkan diabetes mellitus. (Kartasudjana, 2006).
Pada
hormon insulin akan mengakibatkan berbagai efek pada beberapa bagian tubuh,
seperti:
•
Efek pada hati:
Ø Membantu
glikogenesis
Ø Meningkatkan
sintesis trigliserida, kolesterol, dan VLDL
Ø Meningkatkan
sintesis protein
Ø Menghambat
glikogenolisis
Ø Menghambat
ketogenesis
Ø Menghambat
glukoneogenesis
•
Efek pada otot:
Ø Membantu
sintesis protein dengan :Meningkatkan transport asam amino
Ø Merangsang
sintesis protein ribosomal
Ø Membantu
sintesis glikogen
•
Efek pada lemak:
Ø Membantu
penyimpanan trigliserida
Ø Meningkatkan
transport glukosa ke dalam sel lemak
Ø Menghambat
lipolisis intraseluler (Wijaya, 2008).
6. Adrenal
Kelenjar
ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal
terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar
(korteks) dan bagian tengah (medula). Kerusakan pada bagian korteks
mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut: timbul kelelahan,
nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam
keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat
sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala
lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak
mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri (Faisal, 2011).
Kelenjar
adrenal menghasilkan hormon aldosterone yang merupakan tipe hormon steroid.
Hormon aldosterone berfungsi untuk metabolisme elektrolit dan air. Kelenjar
adrenal dibagi menjadi dua kelenjar, yaitu kelenjar cortex dan kelenjar
medulla.
a. Cortex.
Menghasilkan hormon corticosteroids dan catecholamines. Berfungsi untuk
metabolism karbohidrat, protein, dan lemak.
b. Medulla.
Menghasilkan hormon:
ü Adrenaline
(Epinephrine). Berfungsi: menimbulkan respon syaraf simpstetik.
ü Noradrenalisne
(Norapinephrine). Berfungsi: transmitter syaraf. (Kartasudjana, 2006).
7. Thymus
Thymus
terdapat dalam bagian superior thorax didekat bagian bawah tracea. Pada
anak-anak kelenjar ini agak besar, tetapi pada waktu pubertas antara 12-17
tahun, akan mengalami regressi/kemunduran.
Pada
kelenjar thymus terdapat fungsi endokrin daripada thymus ini, pada tikus, thymus
membentuk suatu substansia yang akan memasuki kelenjar-kelenjar lymphe dan
menimbulkan terbentuknya lympocit. Fungsi lain dari thymus yaitu berperan dalam
menimbulkan imunitas.
8. Membrana Mukosa Usus
Membrane
mukosa usus yang membatasi ventriculus dan intestinum tenue menghasilkan
beberapa hormon. Pada vantriculus dihasilkan gastrin yang merangsang sekresi
enzim atau cairan gastricus.
Pada
intestinum tunue dihasilkan:
a. Secretine.
Berfungsi: merangsang sekresi enzim-enzim pancreas pada waktu makanan yang
telah diperlunak dari ventriculus masuk ke duodenum.
b. Enterogastrone.
Berfungsi: mengurangi sekresi dan mortilitas ventriculus pada waktu hormon ini
dibawa oleh darah kedalam ventriculus.
c. Cholecystikinin.
Berfungsi: menyebabkan kontraksi vesica vellia untuk mencurahkan bilus yang
telah ditimbunnya dalam intestinum tenue. Homon ini dilepaskan dari mocosa
intestinalis oleh makanan-makanan yang berupa lipid.
9. Testis
Testis
memproduksi sejumlah hormon jantan yang kesemuanya disebut androgen. Yang
paling potensi dari androgen adalah testosterone. Berikut fungsi-fungsi dari
testosterone:
Ø Merangsang
pendewasaan spermatozoa yang terbentuk dalam tubuli seminiferi.
Ø Merangsang
pertumbuhan kelenjar-kelenjar asesori (kelenjar prostate, vesikularis, dan bulbourethralis.
Ø Merangsang
pertumbuhan sifat jantan (Partodihardjo, 1980).
Ø Untuk
keratinisasi epithel praeputium, pemisahan gland penis dari praeputium, dan
pertumbuhan penis dan praeputium pada pubertas.
Ø Keinginan
kelamin untuk libido dan kesanggupan untuk ereksi/ ejakulasi (Toelihere, 1985).
10. Ovarium
Ovarium
mensintesa tiga macam hormon, yaitu estrogen, progesterone, dan relaxin.
Estrogen dan progesterone adalah hormon steroid, sedangkan relaxin adalah
polipeptida. Estrogen dan progesterone dibicarakan secara mendetail dibagian
hormon steroid (Partodihardjo, 1980).
a. Estrogen.
Hormon
estrogen disekresikan oleh theca interna dari folikel de Graaf. Jaringan ini
kaya akan estrogen dan memperlihatkan aktivitas yang maksimum selama phase
estrogenic dari siklus birahi (Toelihere, 1985).
Fungsi
hormon estrogen adalah:
ü Menimbulkan
tanda-tanda birahi.
ü Memperlancar
peredaran darah dan perkembangan saluran kelamin.
ü Menunjang
pertumbuhan sistem pembuluh kelenjar susu.
ü Bila
sekresi estrogen mencapai ketinggian tertentu maka sekresi FSH akan menurun dan
saat itulah LH meningkat terus sampai puncak.
ü Setelah
ovulasi terjadi estrogen menurun dan FSH kembali normal dan berangsur-angsur
meningkat.
ü Antara
estrogen dengan FSH terjadi mekanisme saling ketergantungan.
b. Progesteron
Progesteron
adalah progesteron alamiah terpenting yang disekresikan oleh sel-sel lutein
corpus luteum. Disamping itu hormon ini dihasilkan juga oleh placenta.
Sebagaimana steroid-steroid lainnya, progesteron tidak disimpan didalam tubuh,
ia dipakai secara cepat atau diekskresikan dan hanya terdapat dalam konsentrasi
rendah didalam jaringan-jaringan tubuh (Toelihere, 1985).
Fungsi
hormon progesteron adalah:
Ø Penting
untuk mempertahankan kebuntingan.
Ø Menyebabkan
pertumbuhan alveoli kelenjar susu.
Ø Pengental
lendir birahi untuk sumbat cervix.
Ø Menekan
terjadinya kontraksi uterus dan menekan uterus terhadap pengaruh estrogen dan
oxytocin.
c. Relaxin
Relaxin
merupakan hormon protein. Relaxin terutama disintesa dan dilepaskan kedalam
peredaran darah. Fungsi dari relaxin yaitu menyebabkan relaxasi simfisis
pelvis. Relaxasi ini lebih nyata jika sebelumnya hewan telah dijenuhkan dengan
estrogen dan progesterone. Fungsi lain misalnya synergism dengan estrogen dan
progesterone dalam merangsang pertumbuhan kelenjar susu (Partodihardjo, 1980).
Menurut
Toelihere (1985) fungsi fisiologik relaxin terutama berhubungan dengan partus
dan bekerja erat dengan estrogen. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
ü Relaxin
menstimuler pemisahan symphisis pubis pada marmot dan mencit sesudah pemberian
estrogen. Fungsi ini memudahkan keluarnya foetus pada waktu partus.
ü Relaxin
menimbulkan dilatasi cervix uteri pada babi, sapi, tikus, dan mencit dan
mungkin pada manusia sesudah penyuntikan pendahuluan dengan estrogen dan
progesteron. Sekali lagi fungsi ini mempermudah keluarnya foetus pada saat
partus.
ü Relaxin
menghambat aktivitas myometrium, yaitu menghambat kontraksi uterus.
ü Relaxin
menghambat kadar air dalam uterus, bersama estrogen relaxin menyebabkan
pertumbahan pertumbuhan uterus.
ü Relaxin
menyebabkan peningkatan pertumbuhan kelenjar mammae bila diberikan bersama
estradiol dan progesterone.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar