Kecepatan gerak tanah longsor bermacam-macam antara yang
sangat perlahan (kurang dari 6 centimeter per tahun) hingga yang luar biasa
cepatnya (lebih dari 3 meter per detik). Lantaran inilah barangkali kemampuan
kita untuk melacak gejala dan meramalkannya pun berbeda-beda. Bila yang
dimaksud adalah ramalan akurat dan pasti sangat sulit dibuat. Kapan dan
seberapa besar daya kelongsoran akan sulit diperkirakan sekalipun adanya situasi
pemicu yang kuat ramalan akan terjadi hujan lebat, adanya kegiatan seismik dsb.
Berpadu dengan pengamatan kelongsoran tanah – mungkain bisa menjadi panduan
memperkirakan kemungkinan waktu (secara garis besar) dan dampak-dampak yang
mungkin timbul.Untuk memperkirakan terjadinya kelongsoran diperlukan data-data
geologi (hejadian struktur, kandungan dan proses perkembangan bumi)
geomorfologi (kajian tentang bentuk-bentuk permukaan tanah) hidrologi (hajian
tentang daur peredaran air) dan flora didaerah tertentu.
Data Geologis
Ada dua aspek
geologis yang penting artinya untuk menilai kestabilan tanah dan meramalkan
terjadinya kelongsoran : (1) Litologi – kajian tentang ciri-ciri batuan –
kandungannnya, tampilan permukaan / teksturnya atau berbagai ciri lain – yang
akan mempengaruhi pembawaan batu itu. Semua ciri akan menentukan kekuatan, daya
bentuk, kepekaan terhadap bahan kimia dan pengolahan fisik, serta berbagai
faktor penentu kestabilan lereng. (2) Struktur batuan dan tanah – tampilan –
tampilan struktural yang mungkin mempengaruhi kestabilannya, termasuk urutan
dan corak lapisan, perubahan-perubahan litologis, bentangan-bentangan
titik-titik pertemuan / persendian antar bagian, patahan / sesar dan
lipatan.
Geomorfologis
Data
geomorfologis terpenting utnuk membantu meramalkan tanah longsor adalah sejarah
kelongsoran tanah di daerah yang teliti. Faktor-faktor penting lainnya mencakup
kemiringan / kecuraman sehubungan dengan kekuatan bahan-bahan yang membentuknya
serta aspek arah itu dan bentuk kemiringannya.
Hidrologis dan Klimatologis Kajian tentang smber, gerakan, jumlah dan tekanan air di daerah itu
harus dilakukan. Demikian pula cuaca (khusus, jangka pendek) dan iklim
(umum,jangka panjang) perlu dikaji. Pola-pola iklim bertemu corak-corak tanah bisa
menimbulkan berbagai jenis kelongsoran yang berbeda-beda. Umpamanya musim hujan
di daerah tropis seperti Indonesia dapat menyebabkan aliran batu, tanah dan
limbah organik dalam jumlah besar. Flora Tanaman-tanaman yang menumbuhi lereng bisa
menyumbangkan pengaruh positif atau justru sebaliknya negatif terhadap
ketangguhan lereng itu. Akar-akar tumbuhan mungkin akan menahan air dan
meningaktkan ketahanan tanah namun bisa juga malah memperlebar patahan /
sesar-patahan / sesar batu dan mendorong masuknya air yang menyebabkan
pencairan dan pelongsoran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar