a.
Pengertian Katalis
Definisi katalisator, pertama kali
ditemukan oleh Ostwald, yaitu suatu substansi yang mengubah laju suatu reaksi
kimia tanpa mengubah besarnya energi yang menyertai reaksi tersebut. Lebih
lanjut, Ostwalt (1902) mendefinisikan katalisator sebagai substansi yang
mengubah laju suatu reaksi tanpa terdapat sebagai produk akhir reaksi. Bell (1941), menjelaskan
substansi yang dapat disebut sebagai katalisator suatu reaksi adalah ketika
sejumlah tertentu substansi ditambahkan maka akan mengakibatkan laju reaksi
bertambah dari laju pada keadaan stoikiometri biasa. Semua definisi diatas
memasukkan kategori katalisator sebagai substansi yang menaikkan laju reaksi
dan hal ini tidak mengganggu keseimbangan.
Menurut Triyono (1994),
penggolongan katalisator didasarkan pada fase-fasenya yaitu homogen (dalam
fase) dan heterogen (pada antar muka dari dua fase). Umumnya katalis heterogen
lebih disukai daripada homogen karena pemisahan dan penggunaan kembali katalis
setelah reaksi dengan katalis homogen sering sulit dilakukan.
Pada katalis heterogen, variabel lebih terpusatkan pada sifat-sifat kimia
permukaan. Pertama-tama yang perlu ditentukan sebelum menentukan katalisator
yang akan dipakai dalam suatu reaksi adalah sifat-sifat reaktan, produk yang
terlibat dalam reaksi, dan sifat-sifat permukaan katalisator yang mencakup
sifat kimia dan fisikanya. Katalis
heterogen yang sering digunakan dalam sebuah reaksi berupa katalis logam-pengemban.
Katalis logam-pengemban dapat berupa monometal, bimetal dan sebagainya.
b.
Katalis Bimetal
Suatu campuran logam biasanya
berupa paduan logam atau senyawa interlogam dari dua logam aktif katalitik atau
salah satu diantaranya, dimana kedua komponen berada dalam jumlah yang relatif
besar.
Banyak hal yang ditunjukkan dalam
penggunaan katalis campuran logam untuk berbagai reaksi. Hal ini berdasarkan
kenyataan bahwa katalis campuran logam
dapat menunjukkan reaktivitas dan selektivitas yang lebih besar daripada
apabila logam tersebut digunakan secara sendiri-sendiri.
Kehadiran logam kedua dapat juga
mempunyai pengaruh yang kuat pada selektivitas reaksi. Sebagai contoh,
penambahan tembaga (Cu) dalam katalis nikel
(Ni) yang
digunakan dalam dehidrogenasi sikloheksana dan hidrogenolisis etana. Diketahui
bahwa penambahan sejumlah kecil tembaga (Cu) berpengaruh besar pada
hidrogenolisis tetapi mempunyai pengaruh yang kecil pada reaksi dehidrogenasi. Pengaruh geometri dan elektronik merupakan
pertimbangan penting dalam katalis campuran logam. Kepentingan
masing-masing faktor dipengaruhi oleh sifat dan reaksi yang akan dikatalisis.
c.
Katalis Sistem
Logam-Pengemban
Logam-logam golongan transisi
sangat aktif untuk katalis, tetapi dalam keadaan murni diperlukan biaya yang
sangat tinggi untuk mendapatkan perbandingan luas permukaan dan volume yang
besar. Cara yang mudah untuk mendapatkan katalis yang mempunyai luas permukaan
komponen aktif yang luas dan mudah dalam pemakaian adalah dengan mendispersikan
komponen aktif pada pengemban (bahan yang mempunyai luas permukaan yang
tinggi). Cara ini dapat menghasilkan katalis dengan efisiensi yang tinggi, luas
permukaan spesifik logam maksimum, menaikkan stabilitas termal sehingga waktu
hidup katalis menjadi lebih lama, dan menghasilkan katalis yang mudah
diregenerasi.
Pemilihan pengemban merupakan
langkah awal yang sangat penting dalam proses pembuatan katalis
logam-pengemban. Pengemban
akan menentukan luas permukaan, porositas, stabilitas, aktifitas dan
selektifitas katalis. Bahan pengemban yang banyak digunakan pada industri
adalah pengemban aktif, misalnya alumina, silika alumina dan zeolit. Katalis logam-pengemban umumnya
disiapkan dengan memaksa logam bergabung dengan bahan pengemban. Bahan
pengemban kemudian dikeringkan, dikalsinasi, dioksidasi dan kemudian direduksi
sehingga diperoleh katalis logam-pengemban.
Ada beberapa macam metode preparasi untuk
menempatkan komponen aktif logam ke dalam pengemban. Moss mengelompokkan metode
preparasi menjadi 4 macam yaitu metode impregnasi, pertukaran ion,
copresipitasi, dan deposisi. Dua metode yang paling umum
digunakan adalah impregnasi dan pertukaran ion.
Prinsip impregnasi adalah memasukkan katalis logam
secara paksa ke dalam rongga-rongga pengemban. Impregnasi
juga merupakan prosedur yang umum untuk membuat katalis bimetal. Katalis
bimetal dapat dibuat dengan coimpregnasi yaitu kedua garam logam dimasukkan
dalam waktu yang sama atau dengan impregnasi terpisah yaitu garam logam pertama
dimasukkan kemudian diikuti garam logam ke-dua. Dalam coimpregnasi, letak dan
sifat logam dalam pengemban tergantung pada jenis garam prekursor yang
digunakan dan kecenderungan untuk membentuk paduan dua komponen.
Pertukaran
ion atau disebut juga metode adsorpsi pada larutan yang pada prinsipnya adalah
menukarkan kation-kation yang terdapat pada situs-situs aktif pada pengemban
dengan katalis logam. Pertukaran ion dapat juga digunakan untuk membuat katalis
bimetal.
kita juga punya nih artikel mengenai 'Katalis', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/894/1/20403528.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat