Pemahaman tentang proses
pembentukan minyak bumi akan diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk
menginterpretasikan hasil identifikasi. Minyak
bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin
petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga
sebagai emas hitam, adalah
cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di
lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi.
Minyak bumi terdiri dari campuran
kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi
bervariasi dalam penampilan, komposisi dan kemurniannya. Minyak bumi biasanya
berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur
bor. Di Indonesia penambangan minyak terdapat di berbagai tempat, misalnya
Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan dan Irian Jaya. Minyak mentah (crude oil)
berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum
dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi
harus diolah terlebih dahulu.
Proses Pembentukan
Proses Pembentukan Minyak dan gas
dihasilkan dari pembusukan organisme yang kebanyakan dari hasil tumbuhan laut
(terutama ganggang dan tumbuhan sejenis) dan juga binatang kecil seperti ikan,
yang terkubur dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan.
Proses pemanasan dan tekanan di
lapisan-lapisan bumi membantu proses terjadinya minyak dan gas bumi. Cairan dan
gas yang membusuk berpindah dari lokasi awal dan terperangkap pada struktur
tertentu. Lokasi awalnya sendiri telah mengeras, setelah lumpur itu berubah
menjadi bebatuan. Minyak dan gas berpindah dari lokasi yang lebih dalam menuju
bebatuan yang cocok. Tempat ini biasanya berupa bebatuan pasir yang berporos
(berlubang-lubang kecil) atau juga batu kapur dan patahan yang terbentuk dari
aktivitas gunung berapi bisa berpeluang menyimpan minyak.
Yang paling penting adalah bebatuan
tempat tersimpannya minyak ini, paling tidak bagian atasnya, tertutup lapisan
bebatuan kedap. Minyak dan gas ini biasanya berada dalam tekanan dan akan
keluar ke permukaan bumi, apakah dikarenakan pergerakan alami sebagian lapisan
permukaan bumi atau dengan penetrasi pengeboran. Bila tekanan cukup tinggi,
maka minyak dan gas akan keluar ke permukaan dengan sendirinya, tetapi jika
tekanan tak cukup maka diperlukan pompa untuk mengeluarkannya.
Ada tiga faktor utama dalam
pembentukan minyak dan/atau gas bumi, yaitu : Pertama, ada “bebatuan asal”
(source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya pembentukan minyak
dan gas bumi.
Kedua, adanya perpindahan
(migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan reservoir”
(reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous)
dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.
Ketiga, adanya jebakan
(entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur
bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi
gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat
menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau
jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi
akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi. Temperatur bawah
tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya
dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur
kurang dari 65 0C dan umumnya terurai pada suhu di atas 260 0C.
Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177 0C.
Waktu pembentukan minyak bumi
Sekitar 30-juta tahun di
pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir jaman dinosaurus, lebih dari 50% dari
cadangan minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya bahkan
diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan
dengan minyak bumi dari jaman Cambrian, diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai
505-juta tahun yang lalu.
Para geologis umumnya sependapat
bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan
hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme laut
ini mati, badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur,
membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan
endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang terus, satu lapisan menutup
lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada
yang menyusut atau berpindah tempat.
Deposit yang membentuk batuan
endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen untuk mendekomposisi material
organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul,
menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang
semakin tinggi dari lapisan bebatuan di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa
bahan organik, lalu pelan-pelan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam.
Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta
tahun. Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara umum bebatuan
dimana diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.
Komponen-komponen pembentuk minyak bumi
Minyak bumi merupakan campuran
rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya tersusun atas 85% karbon
(C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah
kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N).
Ada 4 macam perbedaan dari
jenis-jenis minyak bumi yang digolongkan menurut umur dan letak
kedalamannya, yaitu: young-shallow, old-shallow, young-deep dan old-deep.
Minyak bumi young-shallow biasanya bersifat masam (sour), mengandung banyak
bahan aromatik, sangat kental dan kandungan sulfurnya tinggi. Minyak
old-shallow biasanya kurang kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai
paraffin yang lebih pendek. Old-deep membutuhkan waktu yang paling lama untuk
pemrosesan, titik didihnya paling rendah dan juga viskositasnya paling encer.
Sulfur yang terkandung dapat teruraikan menjadi H2S yang dapat
lepas, sehingga old-deep adalah minyak mentah yang dikatakan paling “sweet”.
Minyak semacam inilah yang paling diinginkan karena dapat menghasilkan bensin
(gasoline) yang paling banyak.
Kompos isi Gas Alam, Minyak Bumi,
dan Batu Bara. Gas alam terdiri dari alkana suhu rendah yaitu metana, etana,
propana dan butana dengan metana sebagai komponen utamanya. Selain itu alkana
juga terdapat berbagai gas lain seperti karbon dioksida (CO2) dan
hidrogen sulfida (H2S). Alkana adalah golongan senyawa yang kurang
reaktif karena sukar bereaksi sehinggga disebut parafin yang artinya afinitas
kecil. Reaksi penting dari alkana adalah pembakaran, substitusi, dan
perengkahan (Cracking). Pembakaran sempurna menghasilkan CO2 dan H2O.
Reaksi pembakaran propana C3H8
+ 5O2 → 3CO2 + 4H2O Jika pembakaran tidak
sempurna menghasilkan CO dan H2O, atau jelaga (partikel karbon)
Beberapa sumur gas juga mengfandung helium. Etana dalam gas alam biasanya
dipisahkan untuk keperluan industri.Propana dan Butana juga dipisahkan kemudian
dicairkan yang dikenal dengan LPG. Metana terutama digunakan sebagai bahan
bakar, sumber hidrogen dan untuk pembuatan metanol.
Minyak mentah mengandung sekitar
500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 hinggga 50, karena titik didih
karbon telah meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C dalam molekulnya.
Oleh karena itu, pengolahan (pemurnian/refining) minyak bumi dilakukan melalui
distilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam
kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.
Mula-mula minyak mentah pada suhu
sekitar 4000C, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi.
Komponen yang titik didihnya tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke
bawah,sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke
bagian atas. Proses yang berlangsung adalah Empat alkana
teringan- CH4 (metana), C2H6 (etana), C3H8
(propana),
dan C4H10 (butana) - semuanya adalah gas yang mendidih pada -161.6°C,
-88.6°C, -42°C, dan -0.5°C, berturut-turut (-258.9°, -127.5°, -43.6°, dan
+31.1° F). Rantai dalam wilayah C5-7 semuanya
ringan, dan mudah menguap,
nafta
jernih. Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry clean), dan produk cepat-kering
lainnya. Rantai dari C6H14 sampai C12H26
dicampur bersama dan digunakan untuk bensin. Minyak tanah terbuat dari rantai
di wilayah C10. Minyak pelumas dan gemuk
setengah-padat (termasuk Vaseline®) berada di antara C16 sampai ke C20. Rantai di atas C20 berwujud padat, dimulai dari "lilin,
kemudian tar, dan bitumen aspal. Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer fraksi distilasi dalam derajat Celcius:
Eksplorasi Minyak
Bumi
Proses Eksplorasi Eksplorasi
sumber minyak dimulai dengan pencarian karakteristik pada permukaan bumi yang
menggambarkan lokasi deposit. Pemetaan kondisi permukaan bumi diawali dengan
pemetaan umum (reconnaissance) dan apabila ada indikasi tersimpannya mineral,
dimulailah pemetaan detail. Belakangan
pemetaan minyak bumi dilakukan dengan analisa menggunakan citra satelit dibandingkan
dengan foto udara, karena citra satelit memiliki beberapa nilai lebih, seperti:
1. mencakup area yang lebih luas, sehingga
memungkinkan dilakukan analisa dalam skala regional, yang seringkali menguntungkan
untuk memperoleh gambaran geologis area tersebut;
2. memiliki kemungkinan penerapan sensor
pendeteksi multi-spektral dan bahkan hiper-spektral yang nilainya dituangkan
secara kuantitatif (disebut derajat keabuan atau Digital Number dalam remote
sensing), sehingga memungkinan aplikasi otomatis pada komputer untuk memahami
dan mengurai karakteristik material yang diamati;
3. memungkinkan pemanfaatkan berbagai jenis data,
seperti data sensor optik dan sensor radar, serta juga kombinasi data lain
seperti data elevasi permukaan bumi, data geologi, jenis tanah dan lain-lain,
sehingga dapat ditentukan solusi baru dalam menentukan antar-hubungan berbagai
sifat dan fenomena pada permukaan bumi.
Setelah proses pemetaan, kerja eksplorasi lebih
intensif pada metoda-metoda geo-fisika, terutama seismik, yang dapat memetakan
konstruksi bawah permukaan bumi secara 3-dimensi untuk menemukan lokasi deposit
secara tepat. Kemudian dilakukan uji pengeboran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar