Desalinasi adalah proses pemisahan yang
digunakan untuk mengurangi kandungan garam terlarut dari air garam hingga level
tertentu sehingga air dapat digunakan. Proses desalinasi melibatkan tiga aliran
cairan, yaitu umpan berupa air garam (misalnya air laut), produk bersalinitas
rendah, dan konsentrat bersalinitas tinggi. Produk proses desalinasi umumnya
merupakan air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat
digunakan untuk keperluan domestik, industri, dan pertanian. Hasil sampingan
dari proses desalinasi adalah brine. Brine adalah larutan garam
berkonsentrasi tinggi (lebih dari 35000 mg/l garam terlarut).
Distilasi merupakan metode desalinasi
yang paling lama dan paling umum digunakan. Distilasi adalah metode pemisahan
dengan cara memanaskan air laut untuk menghasilkan uap air, yang selanjutnya
dikondensasi untuk menghasilkan air bersih. Berbagai macam proses distilasi
yang umum digunakan, seperti multistage flash, multiple effect distillation,
dan vapor compression umumnya menggunakan prinsip mengurangi tekanan uap
dari air agar pendidihan dapat terjadi pada temperatur yang lebih rendah, tanpa
menggunakan panas tambahan.
Metode lain
desalinasi adalah dengan menggunakan membran. Terdapat dua tipe membran yang
dapat digunakan untuk proses desalinasi, yaitu reverse osmosis (RO) dan electrodialysis
(ED). Pada proses desalinasi menggunakan membran RO, air pada larutan garam
dipisahkan dari garam terlarutnya dengan mengalirkannya melalui membran
water-permeable. Permeate dapat mengalir melalui membran akibat adanya
perbedaan tekanan yang diciptakan antara umpan bertekanan dan produk, yang
memiliki tekanan dekat dengan tekanan atmosfer. Sisa umpan selanjutnya akan
terus mengalir melalui sisi reaktor bertekanan sebagai brine. Proses ini
tidak melalui tahap pemanasan ataupun perubahan fasa. Kebutuhan energi utama
adalah untuk memberi tekanan pada air umpan. Desalinasi air payau membutuhkan
tekanan operasi berkisar antara 250 hingga 400 psi, sedangkan desalinasi air
laut memiliki kisaran tekanan operasi antara 800 hingga 1000 psi.
Dalam
praktiknya, umpan dipompa ke dalam container tertutup, pada membran,
untuk meningkatkan tekanan. Saat produk berupa air bersih dapat mengalir
melalui membran, sisa umpan dan larutan brine menjadi semakin
terkonsentrasi. Untuk mengurangi konsentrasi garam terlarut pada larutan sisa,
sebagian larutan terkonsentrasi ini diambil dari container untuk
mencegah konsentrasi garam terus meningkat.
Reverse osmosis (Osmosis
terbalik) adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis
adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana molekul "solvent"
(biasanya air) akan mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah
Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran semipermeabel. Membran
semipermeabel ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki
struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari
"solvent" berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai
di kedua sisi membran.
Reverse
osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah
konsentrasi "solute" tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah
"solute" rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam
istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap
"solute" dari satu sisi dan membiarkan pendapatan "solvent"
murni dari sisi satunya.
Reverse
osmosis merupakan suatu metode pembersihan melalui membran semi permeable. Pada
proses membran, pemisahan air dari pengotornya didasarkan pada proses
penyaringan dengan skala molekul, dimana suatu tekanan tinggi diberikan
melampaui tarikan osmosis sehingga akan memaksa air melalui proses osmosis
terbalik dari bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke bagian yang mempunyai
kepekatan rendah. Selama proses tersebut terjadi, kotoran dan bahan yang
berbahaya akan dibuang sebagai air tercemar (limbah). Molekul air dan bahan
mikro yang berukuran lebih kecil dari Reverse Osmosis akan tersaring melalui
membran. Di dalam membran Reverse Osmosis tersebut terjadi proses penyaringan
dengan ukuran molekul, yakni partikel yang molekulnya lebih besar daripada
molekul air misalnya molekul garam, besi dan lainnya, akan terpisah dan dalam
membran osmosis balik harus mempunyai persyaratan tertentu, misalnya kekeruhan
harus nol, kadar besi harus <0,1>.
Instalasi desalinasi dengan metode reverse osmosis di
Barcelona
Sistem RO
terdiri dari 4 proses utama, yaitu (1) pretreatment, (2) pressurization,
(3) membrane separation, (4) post teatment stabilization:
Desalinasi dengan RO
1. Pretreatment: Air umpan pada tahap pretreatment
disesuaikan dengan membran dengan cara memisahkan padatan tersuspensi,
menyesuaikan pH, dan menambahkan inhibitor untuk mengontrol scaling
yang dapat disebabkan oleh senyawa tetentu, seperti kalsium sulfat.
2. Pressurization: Pompa akan meningkatkan tekanan
dari umpan yang sudah melalui proses pretreatment hingga tekanan operasi
yang sesuai dengan membran dan salinitas air umpan.
3. Separation: Membran permeable akan
menghalangi aliran garam terlarut, sementara membran akan memperbolehkan air
produk terdesalinasi melewatinya. Efek permeabilitas membran ini akan
menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih, dan aliran brine
terkonsentrasi. Karena tidak ada membran yang sempurna pada proses pemisahan
ini, sedikit garam dapat mengalir melewati membran dan tersisa pada air produk.
Membran RO memiliki berbagai jenis konfigurasi, antara lain spiral wound
dan hollow fine fiber membranes.
Tipe membran RO
4. Post Teatment Stabilization: Air produk hasil pemisahan dengan
membran biasanya membutuhkan penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem
distribusi untuk dapat digunakan sebagai air minum. Produk mengalir melalui
kolom aerasi dimana pH akan ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7 (Shofnita,
2009).
Sistem
pretreatment yang mendukung sistem RO umumnya terdiri dari tangki pencampur
(mixing tank), saringan pasir cepat (rapid sand filter), saringan untuk besi
dan mangan (Iron & manganese filter) dan yang terakhir adalah sistem
penghilang warna (colour removal).
Tabel 1. Pandual Kualitas Air Hasil Pengolahan Sistem RO
Sumber:
Herlambang
Keunggulan teknologi osmosis terbalik
merupakan kecepatan proses pengolahan dalam memproduksi air bersih. Teknologi ini menggunakan tenaga pompa
sehingga bisa memaksa produksi air keluar lebih banyak. Secara proses,
sistem pengolahan osmosis ini menggunakan membran sebagai pemisah air dengan
pengotornya. Pada proses dengan
membran, pemisahan air dari pengotornya didasarkan pada proses penyaringan
dengan skala molekul. Hal ini dilakukan karena di dalam proses
desalinasi air laut dengan sistem osmosis balik, tidak memungkinkan untuk
memisahkan seluruh garam dari air lautnya. Karena akan membutuhkan tekanan yang sangat tinggi sekali (Anonymous,
2009).
Untuk menghasilkan air tawar, air asin
atau air laut dipompa dengan tekanan tinggi ke dalam suatu modul membran
osmosis balik yang mempunyai dua buah pipa keluaran, yakni pipa keluaran untuk
air tawar yang dihasilkan dan pipa keluaran untuk air garam yang telah
dipekatkan. Kemudian di dalam membran osmosis balik tersebut terjadi proses
penyaringan dengan ukuran molekul. Yaitu pemisahan partikel yang molekulnya
lebih besar dari pada molekul air, misalnya molekul garam dan lainnya, ke dalam
air buangan. Karena itu air yang akan
masuk ke dalam membran osmosa balik harus mempunyai persyaratan tertentu,
misalnya kekeruhan harus nol, kadar besi harus kurang dari 0,1 mili gram, densitas
ph juga harus dikontrol agar tidak terjadi pengerakan kalsium karbonat dan
lainnya.
Inilah yang menjadi kelemahan dari
teknologi ini. Yaitu penyumbatan pada selaput membran oleh bakteri dan kerak
kapur atau fosfat. Yang umum terdapat dalam air asin atau laut. Untuk mengatasi
kelemahannya, pada unit pengolah air osmosa balik selalu dilengkapi dengan unit
anti pengerakkan dan anti penyumbatan oleh bakteri (Anonymous, 2009).
Untuk menghasilkan air bersih dari air
laut ini dibutuhkan energi listrik sebesar 4,72 kilowatt jam per meter kubik. Sekarang
ini rata-rata listrik per kilowatt jam mencapai harga Rp 1.000. Produksi air
bersih dari proses desalinasi bisa bersaing dengan tarif air bersih kelas
komersial yang mencapai Rp 12.500 per meter kubik. Bahkan, tarif air bersih
industri mencapai Rp 15.000 per meter kubik. Nilai produksi air bersih dengan
teknologi desalinasi yang dikembangkan sekarang mampu menekan harga hingga Rp
9.000 per meter kubik (Alamendah, 2010).
Dengan memanfaatkan air laut dan
mengolahnya sebagai air minum berarti juga mengurangi pemakaian air bawah tanah
yang diyakini sebagai penyebab utama penurunan tanah di berbagai tempat
terutama di Jakarta. Bahkan, tingkat penurunan tanah akibat eksploitasi air
tanah yang berlebihan di Jakarta, membuat kita was-was akan bahaya tenggelamnya
ibu kota negara kita dalam beberapa puluh tahun kedepan.
Dengan desalinasi, air laut atau air
payau yang diproses dengan reverse osmosis diubah menjadi air bersih sehingga
dapat menjawab masalah krisis ketersediaan air bersih bagi masyarakat pesisir. Dengan
memanfaatkan air laut sebagai air bersih dapat mencegah terjadinya penurunan
tanah yang sewaktu – waktu dapat terjadi jika kita terus - menerus menggunakan
air tanah.
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller, evapko, boiler, oli industri, defoamer anti busa dll untuk info lebih lanjut tentang Chemical ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusWA=081310849918
Terima kasih