TAHAPAN PELAKSANAAN RENCANA USAHA PERTAMBANGAN
MANGAN
Tahap Prakonstruksi
1)
Kegiatan Survei dan Pengukuran.
2)
Kegiatan Sosialisasi dan Konsultasi
Publik.
Kegiatan ini diawali dengan pengumuman melalui media massa dan pengumuman di lokasi
rencana usaha dan
rona lingkungan awal di lokasi rencana usaha.
Kemudian, dilaksanakan lagi dengan kegiatan sosialisasi rencana usaha kepada
masyarakat di lokasi rencana usaha dan sekitarnya.
3)
Kemitraan Lahan.
Dalam proses pertambangan Mangan, Pemrakarsa umumnya akan menggunakan system
Plasma, yang artinya Pemrakarsa tidak memiliki dan menguasai lahan karena lahan
adalah milik penduduk setempat.
Pemrakarsa hanya beroperasi selama rentang waktu setiap 5 tahunan bersamaan
dengan ketersediaan potensi Mangan. Pemrakarsa bekerjasama dengan masyarakat selama kegiatan pertambangan.
Di lahan yang
diketahui berpotensi Mangan, Pemrakarsa mengoperasikan alat berat untuk
pengupasan tanah penutup, sedang penggalian batu Mangan dilakukan oleh
masyarakat, terutama pemilik lahan. Hasil penggalian batu Mangan dikumpul oleh
Pemrakarsa. Terhadap kandungan batu Mangan di lahan yang digali tersebut,
Pemrakarsa memberikan kompensasi
lahan
sesuai kesepakatan dengan para pihak.
Tahap Konstruksi
Dalam penentuan sistem dan tata cara pertambangan serta penentuan jenis
peralatan yang akan dipakai, telah dipertimbangkan beberapa faktor penentu,
antara lain (Anonim, 2011b):
1)
Sasaran
produksi pertambangan bahan galian Mangan adalah sebesar 60.000 mton/tahun
dengan ukuran 10-70 mm.
2)
Jumlah
deposit
3)
Bentuk, jenis,
kedudukan dan penyebaran deposit
4)
Kondisi
topografi
5)
Faktor
lain, seperti modal, kelestarian lingkungan dan sosial ekonomi seperti
penyerapan tenaga kerja lokal.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka sistem pertambangan Mangan yang
digunakan adalah pertambangan terbuka dengan metode pertambangan terpilih.
Pada prinsipnya, metode pertambangan ini adalah tata cara melepaskan atau
menambang Mangan dari batuan induk dan memilih Mangan dengan kandungan yang
sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya, untuk menghasilkan ukuran Mangan yang
sesuai dengan kebutuhan, dilakukan pengecilan ukuran (crushing) dan pemisahan
ukuran (screening). Sistem pertambangan Mangan ini dapat dilihat pada diagram
alir penambangan Mangan pada Gambar 2.1 di bawah ini.
Kegiatan pertambangan Mangan akan dilakukan dalam
tahapan persiapan pertambangan, pertambangan dan pengangkutan batuan Mangan ke
gudang penyimpanan (stock yard) atau tempat pengolahan
sebagaimana diuraikan berikut ini.
1)
Pembersihan
Lahan (Land Clearing). Pembersihan
lahan dilakukan dengan cara menebang tumbuhan (belukar) yang ada pada areal
yang akan ditambang secara manual dengan menggunakan peralatan sederhana
seperti parang, cangkul, ganco atau lainnya. Alat berat (yakni excavator atau bulldozer)
akan digunakan jika didapatkan tumbuhan penutup (pepohonan) yang besar. Untuk tahap awal, luas areal yang akan
dibersihkan adalah ± 10 ha, dan pembersihan selanjutnya akan mengikuti blok
atau area yang akan ditambang.
2)
Pengupasan
Tanah Penutup. Kegiatan ini dilakukan pada areal yang ada tanah
penutup (overburden). Kegaiatan diupayakan menggunakan alat berat (excavator)
dan memindahkan tanah kupasan ke suatu lokasi lain yang telah ditentukan dengan
menggunakan dump truck. Bila pada lapisan tanah atas ditemukan humus, lapisan
tersebut akan dikumpulkan ke suatu tempat, kemudian ditimbun kembali pada areal
yang telah ditambang.
3) Pembuatan Jalan
Tambang. Jalan tambang adalah untuk melayani lalulintas
pengangkutan hasil penggalian tambang ke gudang penimbunan. Jalan dibuat dengan
cara mengupas lapisan tanah penutup dan meratakan lapisan keras di
bawahnya dengan menggunakan alat berat dan
melapisinya dengan gravel yang banyak terdapat di sekitar areal tambang setebal
± 30 cm. Jalan tambang ini dibuat dengan panjang 240 m, lebar 7 m dan pada
kemiringan maksimum 15%.
4)
Pembuatan
Penirisan Tambang. Penirisan
tambang dibuat untuk mencegah areal kerja dari banjir akibat limpahan air
hujan. Pembuatan penirisan tambang pada kiri kanan jalan dengan menggunakan
alat berat.
5)
Konstruksi
Sipil
a.
Pembangunan
gudang penimbunan untuk menampung ± 5.000 ton Mangan dan dibuat dari bahan
bangunan yang tersedia secara lokal.
b.
Pembangunan
base camp untuk
menampung pekerja tetap dengan ukuran ± 100 m² dan terbuat dari bahan bangunan
yang tersedia secara lokal.
Tahap Operasi
1)
Kegiatan penggalian.
Kegiatan
ini bertujuan untuk mengambil atau memisahkan bahan galian mangan dari batuan
induknya untuk memperoleh ukuran yang sesuai
dengan yang dibutuhkan.
Pembuangan tanah
penutup dengan menggunakan alat berat. Mekanisme pembuangan tanah penutup
dilakukan dengan cara membuat jenjang setinggi ± 6 m dan pengerjaannya
dilakukan dengan menggunakan:
-
1 unit excavator
PC 300 atau setara,
-
13
dump truck, kapasitas 20 ton,
-
2
bulldozer D 65 atau setara.
Ditentukan Nisbah Pengupasan (stripping ratio) untuk jenis endapan
ini adalah 1:25, ultimate pit slope sebesar 30o dan direncanakan kegiatan ini
diserahkan kepada pihak ketiga yakni kontraktor dengan biaya Rp.20.000/BCM.
(a)
Penggalian Mangan dengan menggunakan:
-
2
unit alat berat (excavator) PC 200 atau setara dengan yang telah dilengkapi
dengan breaker untuk menghasilkan bijih mangan berdiameter ≤ 30 cm.
-
1
unit dump truck, kapasitas 20 ton untuk mengangkut ke Mine Stock pile untuk dilakukan tahap
selanjutnya.
Pelaksanaan kegiatan ini akan diserahkan kepada
pihak ketiga atau kontraktor dengan biaya Rp.100.000/ton.
(b)
Pemecahan
atau pengecilan ukuran tahap pertama, dilakukan di area penambangan pada bijih
Mangan yang berukuran besar (boulder) menjadi berdiameter ukuran ≤ 20 cm
menggunakan jack hammer yang dibantu dengan kompressor.
-
Pemilihan
(hand picking), dilakukan secara manual oleh 9 orang yang cekatan dan
berpengalaman dalam menentukan bahan galian Mangan yang kandungannya sesuai
dengan yang dibutuhkan.
-
Pengangkutan
ke gudang penimbunan dengan menggunakan dump truck. Direncanakan menggunakan
pihak ketiga atau kontraktor pengangkutan.
2)
Kegiatan Pengolahan. Dalam penentuan
sistem dan tata cara pengolahan serta penentuan jenis peralatan yang akan
dipakai, telah dipertimbangkan beberapa faktor penentu, antara lain (Anonim,
2009b):
a.
Sasaran
produksi Mangan adalah 60.000 ton/tahun dengan ukuran 10-70 mm.
b.
Infrastruktur
yang tersedia, seperti listrik dan air
c.
Bentuk
dan jenis bahan galian mangan
d.
Faktor
lain, seperti modal, kelestarian lingkungan, sosial ekonomi seperti penyerapan
tenaga kerja lokal.
Dengan
mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas,
maka sistem pengolahan yang digunakan adalah pengolahan kering (dry
processing plant). Pada prinsipnya, metode pengolahan ini
adalah tata cara membersihkan atau menaikkan kadar Mangan dari hasil
penambangan dan memilih Mangan dengan kadar dan ukuran yang sesuai dengan
kebutuhan. Selanjutnya untuk menghasilkan ukuran Mangan yang sesuai dengan
kebutuhan, dilakukan pengecilan ukuran (crushing) dan pemisahan ukuran (screening).
Sistem pengolahan ini dapat dilihat pada diagram alir pengolahan seperti pada Gambar 2.2.
a.
Pengecilan
Ukuran. Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan ukuran
mangan yang berukuran ≤ 70 mm dengan menggunakan 1 unit Jaw Crusher. Dipilihnya
Jaw Crusher karena hasil dari alat ini relatif homogen (seragam). Sebelum masuk
ke alat pengecilan ukuran (Crusher) ini, Mangan hasil penambangan ditampung
dalam hopper, yang selanjutnya masuk ke vibrating grizzly feeder sebagai
pemisah awal dengan ukuran 70 mm. Mangan berukuran ≤ 70 mm akan turun ke air washing
unit dan yang berukuran > 70 mm akan
masuk sebagai umpan dari alat pengecilan ukuran ini. Selanjutnya mangan
berukuran >
70 mm ini mengalami proses pengecilan ukuran (crushing) dan hasilnya akan turun pada alat pemisah ukuran
1 (vibrating screen I). Kemampuan produksi alat ini adalah 17-25 ton/jam dan
tergantung pada beberapa faktor, yaitu (i) ukuran maksimum
umpan dan (ii) Jaw setting = ukuran
maksimum produk. Gape atau ukuran mulut jaw crusher adalah 10 in. x 16 in. dan
discharge setting adalah 2½ in. dengan kebutuhan horse power sebesar 10-15 hp
dan 350 rpm.
b.
Air
Washing Unit. Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan Mangan
bersih berukuran ≤ 70 mm dengan menggunakan 1 unit modifikasi double roll
crusher yang dilengkapi brush wire (kawat pembersih) di sekeliling roll crusher
dan kompressor untuk menghasilkan udara bertekanan untuk meniup kotoran keluar
dari alat ini. Diameter roll adalah 18 in dengan lebar 30 in dan 60 rpm, maka
hp yang dibutuhkan sebesar 50-70 hp. Kemampuan produksi alat ± 30 mton/jam
dengan discharge setting ½ in.
c.
Belt
Conveyor. Alat ini bertujuan untuk menyalurkan atau
memindahkan mangan dari satu alat ke alat yang lain dalam sistem pengolahan
(Gambar 2.3). Pada sistem pengolahan diperlukan 5 unit belt
conveyor, yaitu:
(a)
Belt
conveyor 1. Memindahkan mangan ukuran ≥ 70 mm dari vibrating
screen 1 ke belt conveyor 2 (Gambar 2.2). Kondisi belt
conveyor 1 adalah:
-
Lebar :
16 in.
-
Panjang :
8 meter.
-
Kecepatan :
100 fpm
-
Jumlah
idler :
15 dengan diameter 4 in
-
Tinggi :
2 mtr
-
HP : 5 HP
(b)
Belt
conveyor 2. Memindahkan mangan ukuran ≥ 70 mm dari belt conveyor
1 ke jaw crusher. Kondisi belt conveyor
2 adalah:
-
Lebar : 16 in.
-
Panjang :
8 meter.
-
Kecepatan :
100 fpm
-
Jumlah
idler : 15 dengan diameter 4 in
-
Tinggi :
2 m
-
HP : 5 HP
(c)
Belt
conveyor 3. Memindahkan mangan ukuran ≤ 70 mm dari air washing
unit ke vibrating screen 2. Kondisi belt conveyor 3 adalah:
-
Lebar : 16 in.
-
Panjang :
10 meter.
-
Kecepatan :
100 fpm
-
Jumlah
idler : 30 dengan diameter 4 in
-
Tinggi : 2 mtr
-
HP : 7 HP
(d)
Belt
conveyor 4. Memindahkan mangan ukuran 10-70 mm (NMD lumpy)dari
vibrating screen2 ke stock pile. Kondisi belt conveyor 4 adalah:
-
Lebar : 16 in.
-
Panjang :
15 meter.
-
Kecepatan :
100 fpm
-
Jumlah
idler : 15 dengan diameter 4 in
-
Tinggi : 2 mtr
-
HP : 8 HP
(e)
Belt
conveyor 5. Memindahkan mangan ukuran ≤ 10 mm (NMD fines) dari
vibrating screen2 ke stock pile. Kondisi belt conveyor 5 adalah:
-
Lebar : 16 in.
-
Panjang :
8 meter.
-
Kecepatan :
100 fpm
-
Jumlah
idler : 15 dengan diameter 4 in
-
Tinggi : 2 mtr
-
HP : 5 HP
3) Pemisahan. Tujuan adalah memilih mangan yang berkadar sesuai
dengan kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan secara manual dengan menggunakan
tenaga yang cekatan dan berpengalaman pada belt conveyor 5 dan 6. Diharapkan
mangan yang didapatkan merupakan mangan bersih dan terpilih sebelum di
tempatkan pada areal stock pile.
4) Pemisahan Ukuran. Kegiatan ini bertujuan untuk memisahkan mangan hasil pengecilan ukuran (crusher) yang
berukuran 10-70 mm, dan untuk menghasilkannya terdiri dari dua tahap, yaitu:
a.
Pemisahan
Ukuran Pertama (Single Deck Vibrating Screen I). Alat
ini terdiri dari 1 (satu) deck dengan dimensi 4 ft x 8 ft serta ukuran lubang
deck adalah 70 mm. Kebutuhan listrik
alat ini adalah 15 hp pada 1200 rpm. Umpan dari alat ini adalah hasil jaw
crusher dengan mekanisme pemisahan, sebagai berikut:
-
Tidak
lolos deck I (ukuran > 70 mm) dikembalikan pengecilan ukuran dengan
menggunakan belt coveyor 1 dan 2.
-
Lolos
deck 1 (ukuran ≤ 70 mm) masuk sebagai umpan alat pembersih/air washing unit.
b.
Pemisahan
Ukuran Kedua (Single Deck Vibrating Screen II). Alat
ini terdiri dari 1 (satu) deck dengan dimensi 4 ft x 8 ft serta ukuran lubang
deck adalah 10 mm. Kebutuhan listrik alat ini adalah 15 hp pada 1200 rpm. Umpan
dari alat ini adalah mangan bersih hasil dari air washing unit dengan mekanisme
pemisahan sebagai berikut:
-
Tidak
lolos deck 1 (ukuran 10-70 mm) ditempatkan pada areal stock pile NMD lumpy (Natural
Mangan Dioxide) sebagai produk akhir pengolahan dengan menggunakan belt
conveyor 6.
-
Lolos
deck 1 (≤ 10 mm) ditempatkan pada areal stock pile NMD fines (Natural Mangan
Dioxide) sebagai produk samping (by product) pengolahan.
5) Stock Pile. Direncanakan area stock pile ini (Gambar 2.4) dapat menampung produk akhir sebanyak 5.000 ton.
Maka area yang dibutuhkan dihitung
dengan cara:
Gambar 2.4 Lay Out Processing
Plant Area Pertambangan Mangan
Vtotal = V1 + V2 ..........................(1)
V1 = ............................... (2) – Volume
kerucut
V2 = ............................ (3) – Volume
prisma terpancung
β = angle of repose mangan; 30o - 40o, diambil 30o
h = diperhitungkan 3 meter
R = =
=
6 m
SG = 4,5
Keterangan: R =
Radius; D = Diameter;H = Tinggi; P = Panjang.
Maka:
Vtotal = =
1.111,1 m3 dibulatkan 1.111 m3
V1 =
=
113,04 m3 dibulatkan 113 m3
V2 = 1.111 – 113
=
998 m3
998 =
P =
= 55,4 m
Dengan demikian areal yang diperlukan
untuk menampung 5.000 ton adalah 12 m x (55,4 + 12) = 808,8 m2 dibulatkan 800
m2.
Tahap Pasca Operasi
1)
Kegiatan Reklamasi. Pada umumnya,
setiap kegiatan pertambangan dan pengolahan bahan galian akan menimbulkan
dampak negatif, antara lain:
a.
Hilangnya
beberapa jenis tumbuhan dan tanaman di areal kegiatan pertambangan dan
pengolahan,
b.
Hilangnya
humus dan lapisan tanah atas,
c.
Gangguan
terhadap penduduk sekitar tambang, seperti polusi udara dan kebisingan.
Upaya untuk mengurangi dampak
negatif dari kegiatan pertambangan dan pengolahan Mangan (Anonim, 2011d; Anonim, 2011e) dilakukan dengan cara:
a. Menginventarisasi
jenis tumbuhan atau tanaman yang bermanfaat dan dapat tumbuh cepat di areal
bekas pertambangan dan pengolahan;
b. Menimbun kembali
tanah atas pada areal bekas tambang,
c. Menanam pohon
yang cukup lebat dengan jarak yang rapat pada batas daerah cadangan untuk
mengurangi polusi udara.
2)
Demobilisasi Peralatan. Peralatan yang
didemobilisasi meliputi peralatan mekanikal dan elektrikal. Semua perlatan
tersebut akan diangkut melalui jalan darat dari lokasi-lokasi rencana usaha
kembali dengan menggunakan dump truck dan trontoon.
3)
Pelepasan Tenaga Kerja.
4)
Pengaturan
Kembali Lahan Masyarakat di Areal Perbukitan. Dengan kegiatan penggalian bukit dan perataan
areal perbukitan, ini berdampak pada penyusutan luas lahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar