Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam
dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan
asam organik yang relatif
kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Di anionnya, dikenal sebagai
oksalat, juga agen pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk endapan tak
larut dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah kalsium oksalat(CaOOC-COOCa),
penyusun utama jenis batu ginjal
yang sering ditemukan.
Asam oksalat adalah asam
dikarboksilat yang hanya terdiri dari dua atom C pada masing-masing molekul,
sehingga dua gugus karboksilat berada berdampingan. Karena letak gugus
karboksilat yang berdekatan, asam oksalat mempunyai konstanta dissosiasi yang
lebih besar daripada asam-asam organik lain. Besarnya konstanta disosiasi (K1) = 6,24.10-2 dan K2 = 6,1.10-5). Dengan
keadaan yang demikian dapat dikatakan asam oksalat lebih kuat daripada senyawa
homolognya dengan rantai atom karbon lebih panjang. Namun demikian dalam medium
asam kuat (pH <2) proporsi asam oksalat yang terionisasi menurun.
Sifat-sifat
umum Asam Oksalat
Asam oksalat dalam keadaan murni berupa senyawa kristal, larut dalam
air (8% pada 10o C) dan larut dalam alkohol. Asam oksalat
membentuk garam netral dengan logam alkali (NaK), yang larut dalam air (5-25
%), sementara itu dengan logam dari alkali tanah, termasuk Mg atau dengan logam
berat, mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam air. Jadi kalsium oksalat
secara praktis tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut asam oksalat
digunakan untuk menentukan jumlah kalsium. Asam oksalat ini terionisasi dalam
media asam kuat.
Bahan
Makanan yang Mengandung Asam Oksalat
Asam oksalat dapat ditemukan dalam bentuk bebas ataupun dalam bentuk
garam. Bentuk yang lebih banyak ditemukan adalah bentuk garam. Kedua bentuk
asam oksalat tersebut terdapat baik dalam bahan nabati maupun hewani. Jumlah
asam oksalat dalam tanaman lebih besar daripada hewan. Diantara tanaman yang
digunakan untuk nutrisi manusia dan hewan, atau tanaman yang ditemukan dalam
makanan hewan; yang paling banyak mengandung oksalat adalah spesies Spinacia,
Beta, Atriplex, Rheum, Rumex, Portulaca, Tetragonia, Amarantus, Musa
parasisiaca. Daun teh, daun kelembak dan kakao juga mengandung oksalat
cukup banyak. Demikian juga beberapa spesies mushrooms dan jamur (Asperegillus
niger, Baletus sulfurous, Mucor, Sclerotinia dan sebagainya.) menghasilkan
asam oksalat dalam jumlah banyak (lebih dari 4-5 gram untuk setiap 100 gram
berat kering), baik dalam bentuk penanaman terisolasi dan dalam bahan makanan
atau makanan ternak dimana jamur tersebut tumbuh.
Distribusi
asam oksalat pada bagian-bagian tanaman tidak merata.Bagian daun umumnya lebih
banyak mengandung asam oksalat dibandingkan dengan tangkai, sedangkan dalam Poligonaceae,
kandungan asam oksalat pada petiole hamper dua kali lebih besar daripada
tangkai. Umumnya daun muda mengandung asam oksalat lebih sedikit dibandingkan
dengan daun tua. Misalnya pada daun Chenopodiaceae, proporsi asam
oksalat dapat bertambah dua kali lipat selama proses penuaan.
Bahan makanan
yang mengandung oksalat dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu;
·
Produk-produk dimana
miliequivalen asam oksalat yang terkandung jumlahnya 2-7 kali lebih besar
daripada kalsium, seperti bayam, orach, daun beet dan akar beet, sorrel, sorrel
kebun, kelembak dan bubuk kakao. Bahan makanan ini tidak hanya menyebabkan
kalsium yang terkandung di dalamnya tak dapat dimanfaatkan tetapi dengan
besarnya asam oksalat yang terkandung dapat mengendapkan kalsium yang
ditambahkan dari produk-produk lain, atau jika tidak ada kalsium yang
ditambahkan, dapat berpengaruh toksis.
·
Pada produk-produk seperti
kentang, amaranth, gooseberries, dan currants, asam oksalat dan kalsium
terdapat dalam jumlah yang hampir setara (1±0,2), dengan demikian diantara
keduanya saling menetralkan/menghapuskan, olah karena itu tidak memberikan
kalsium yang tersedia bagi tubuh. Tetapi mereka tidak merngganggu penggunaan
kalsium yang diberikan oleh produk lain dan oleh karena itu tidak menimbulkan
pengaruh anti mineralisasi seperti pada produk kelompok pertama.
·
Bahan makanan yang meskipun
mengandung asam oksalat dalam jumlah yang cukup banyak, tapi karena pada bahan
tersebut kaya akan kalsium, maka bahan makanan tersebut merupakan sumber kalsium.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah selada, dandelion, cress, kobis, bunga
kol (terutama brokoli), kacang hijau, dan terutam green peas, koherabbi, block
raddish, green turnip, dan dalam jumlah sedikit pada semua sayuran dan
buah-buahan.
Pengaruh Asam Oksalat terhadap tubuh manusia.
Asam oksalat bersama-sama dengan kalsium dalam tubuh manusia
membentuk senyawa yang tak larut dan tak dapat diserap tubuh, hal ini tak hanya
mencegah penggunaan kalsium yang juga terdapat dalam produk-produk yang mengandung
oksalat, tetapi menurunkan CDU dari kalsium yang diberikan oleh bahan pangan
lain. Hal tersebut menekan mineralisasi kerangka dan mengurangi pertambahan
berat badan.
Asam oksalat dan garamnya yang larut air dapat membahayakan, karena
senyawa tersebut bersifat toksis. Pada dosis 4-5 gram asam oksalat atau kalium
oksalat dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa, tetapi biasanya jumlah
yang menyebabkan pengaruh fatal adalah antara 10 dan 15 gram. Gejala pada
pencernaan (pyrosis, abdominal kram, dan muntah-muntah) dengan cepat diikuti
kegagalan peredaran darah dan pecahnya pembuluh darah inilah yang dapat
menyebabkan kematian.
Mengurangi
Konsumsi senyawa Asam Oksalat
Karena pengaruh distropik oleh oksalat tergantung pada ratio molar
antara asam oksalat dan kalsium, hal itu dapat dicegah melalui cara, yaitu
·
Menghilangkan oksalat dengan
membatasi konsumsi bahan makanan yang banyak mengandung oksalat yang larut,
yaitu dengan menghindari makan dalam jumlah besar atau juga menghindari makan
dalam jumlah kecil tetapi berulang-ulang. Mengkombinasikan beberapa makanan
yang banyak mengandung oksalat perlu juga dihindari.
·
Dengan cara menaikkan supply
kalsium yang akan dapat menetralkan pengaruh dari oksalat.
·
Memasak bahan makanan yang
mengandung asam oksalat hingga mendidih dan membuang airnya sehingga dapat
memperkecil proporsi asam oksalat dalam bahan makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar