SEKEDAR BERBAGI CERITA.. BERDASARKAN KISAH NYATA...
Contoh kecil mengapa sulit mewujudkan pemerataan
kesejahteraan jika tak ada gebarakan lain,,,
Beberapa waktu lalu, berdasarkan Surat Rekomendasi
Gubernur NTT Ek.520/418/V/2011, sehinga Bupati Rote Ndao pun langsung
menanggapinya dan segera mengeluarkan SK Bupati Rote Ndao No 109/KEP/HK/2011
tentang Pemberian Ijin Untuk Pembangunan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Kepada
PT. Bumi Agro Indoco untuk “Lahan Tidur” seluas 5.024, 59 ha, yang dimana
dibagi menjadi 4 blok wilayah, yaitu Rote Timur dan Pantai Baru seluas 3.552,82
ha; Rote Barat Laut seluas 705,02 ha;dan Rote Barat Daya 765, 75 ha. Semua pihak
pun menyambut dengan gembira hal itu, bagaimana tidak? Lahan yang begtu luasnya
dibiarkan terlantar karena keterbatasan kemampuan dalam banyak “hal” untuk
mengelolanya, dari masalah pajak, tenaga, SDM dan hal lainnya.. mw dikelola
dengan baik (ditanami jagung dan kentang)
Dalam langkah selanjutnya, dilakukanlah berbagai
uji untuk menyatakan bahwa pembangunan Usaha yang menjanjikan tersebut dapat
dianggap layak dan didatangkanlah berbagai ahli dari Pemerintahan, IPB, UNWIRA,
UNDANA dan lainnya. Berdasarkan kajian langsung di lapangan, serta berbagai uji
“Lingkungan” yang sangat panjang,, muncul beberapa temuan, sehingga timbullah
berbagai macam pertanyaan..seperti,
Jika terjadi pembukaan lahan yang besar dalam
sebuah bentangan,, apa yang terjadi dengan keseimbangan ekologis??? Dimana yang
tadinya terdiri dari berbagai jenis flora dan fauna, yang diketahui jalanya rantai
makanan normal dsitu, kemudian diganti dengan satu atau dua jenis tanaman
saja??? Karena ada ketakutan pengrusakan ekosistem alami seperti itu dapat
berakibat terjadinya serangan hama ulat bulu seperti yang di Pulau Jawa,,
Bagaimana dengan kesetimbangan daur hara???
Bukankah semua tau bahwa jenis tanaman yang akan ditanam merupakan tanaman akar
serabut dan diketahui merupakan tanaman yang “rakus” akan hara tanah?? Bagaimana
dengan limbah Organik yang akan dihasilkan saat panen nanti?? Jika jagung limbahnya
juga mw dikemanakan?? Penggunaan pupuk, tentu jika ingin mngejar hasil tentu
pupuk kimia??? Akan terjadi degradasi lahan tentunya,,Untuk lahan sebesar itu
darimana kita akan mendapatkan air??karena tidak mungkin usaha ini hanya akan
dijalankan pada saat musim hujan kan???
Walaupun Rote merupakan “Pulau Seribu Danau”, karena diketahui topografi P.
Rote didominasi oleh topografi yang halus dengan jenis tanah alluvial (Tanah
sawah), mengharuskan terbentuknya genangan-genangan air yang bisa dimanfaatkan..
tp bagaimana bila terjadi konflik apabila air tersebut akan digunakan sebagai
alasan untuk memeras perusahaan atau sebaliknya??? Karena selama ini sudah
berpuluh-puluh tahun masyarakat menggunakannya untuk mengairi sawah
mereka, memberi minum ternak mereka dan
lain sebagainya,, adakah solusi yang lebih real utk mencegahnya??? Solum/Lapisan
tanah di Rote diketahui sangat tipis (1-2 m), apa upaya utk mncegah erosi???
Karena walaupun dengan keadaan topografi yang demikian, tetapi apabila vegetasi
aslinya telah “dirusak” hal tersebut pasti “bisa“ saja terjadi..Bagaimana
dengan status kepemilikan lahan tidur itu nantinya???Tetap menjadi lahan
masyarakat atau perusahaan??? Karena setelah ini perusahaan sebagai pengelola
dan yang akan membayar pajak... apalagi tidak mungkin perusahaan itu
berinvestasi hanya untuk 1 atau 2 tahun,,pastilah utk waktu yang sangat lama...
Maka, melalui IPTEK ditawarkanlah
beberapa solusi..antara lain.. jenis flora yang ditemukan lebih banyak hanya
rerumputan dan pohon kabesak hitam,,, yang lainnya ada tapi sedkit sekali,,
fauna yang ditemukan juga tidak beda jauh dari yang ada di daratan Timor,
sehingga solusi yang ditawarkan adalah dari teknik pembukan lahannya tidak
boleh serentak dan besar-besaran tapi dibuat tahap demi tahap, sehingga memberi
kesempatan agar “Alam” bisa mnyesuaikan dan membenahi dirinya.. sehingga dampak
perubahan Ekologis yang terjadi tidak perlu terlalu dirasakan...Keseimbangan
daur hara akan dikelola melalui limbah organik yang dihasilkan, karena sebgaimna
diketahui pupuk organik dpat mngatasi msalah degaradasi tanah, untuk mncegah
erosi ditempuh dengan cara lama, yaitu membagi lahan tersebut dalam petak-petak
dan di pinggirannya akan ditanami pohon, serta akan mnggunakan sistem
terasering pada lahan yang “miring”..
Masalah air?? Pembuatan Waduk
lain??? Karena diketahui rote termasuk daerah beriklim kering,, curah hujan dan
keadaan topografinya halangan utama,,serta tanah itu masih milik masyarakat...desalinasi
(mngubah air laut mnjdi air tawar)?? Mahal.., tp melalui uji geolistrik,
keberadaan air tanahnya dangkal...maka penggunaan sumur bor merupakan
alternatif terakhir...spya tdk perlu lagi ada masalah...
Dan mengenai lahan, orang rote
akan lebih makmur, karena sistem kerja sama yang digunakan adalah sistem
plasma...Perusahaan hanya menyediakan segala sarana dan prasarana dan
masyarakat yang mengelolanya dengan ketentuan hasil garapannya dijual kembali
ke perusahaan dengan harga yang di atur dalam peraturan yang berlaku...dan
semua itu dibuat dalam bentuk kesepakatan kerja sama yang bisa dikatakan “wow”,
maklumlah..orang Rote juga dikenal dengan “Otak kirinya”, sehingga Pemerintah
pun tak berani mengambil resiko jika suatu saat ada masalah.
Maka apabila dilihat “sepintas saja”, mantaplah
sudah semuanya...
Ternyata eh ternyata,,
Walaupun mantap,, menurut cerita ahli-ahli
tersebut.. Lahannya sangat besar,,butuh brapa bnyak sumur bor??? Apalagi
penggunaan sumur bor dalam skala besar menurut beberapa ahli akan menguras
ketersediaan air tanah, sehingga efek buruk yang paling kecil dapat dirasakan
adalah kekeringan lokal atau intrusi air laut.. walaupun banyak teknologi penggunaan
sumur bor untuk mncegahnya tapi dengan membandingkan curah hujan, luasan
wilayah pulau rote, dengan daerah tangkapan airnya,, maka hal itu akan sulit
untuk dikelola... sehingga usaha tersebut itu pun sementara dipending...sampai
ada teknologi baru untuk mngelolanya... Kira-kira sampai kapaan???
Cerita ini saya tulis disini,, hanya semata-mata
sebagai salah satu contoh sederhana agar dapat membuat kita lebih bijak melihat
potensi mana yang sebaiknya didorong dari masing-masing daerah..
Sekian dan terima kasih,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar