Rabu, 30 Januari 2013

TANAMAN OBAT PULAU LOMBOK

A. Pengantar

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya baik flora maupun faunanya. Indonesia merupakan negara yang terletak pada daerah subtropis yang memiliki jumlah curah hujan yang cukup tinggi sehingga banyak tanaman yang tumbuh lebat di daerah ini. Tanaman yang ada di Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak. Selain itu masyarakat sekitar sering mempergunakan tanaman sebagai obat alami yang dapat menyembuhkan dan tidak banyak memberikan efek samping karena tersusun dari bagan organik yang mudah diurai didalam tubuh. Selain efek samping yang cukup ramah terhadap tubuh tanaman obat tradisional juga memiliki daya anti bakterial, antiinflamsi dan anti plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria.

Pulau lombok merupakan salah saru pulau yang terdapat di propinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau cukup kecil dan  berbatasan dengan pulau bali dan pulau sumbawa. Pulau ini memiliki geografis yang bervariasi sehingga tanaman yang tumbuh disini beranekaragam. Selain itu di pulau lombok juga terdapat gunung rinjani yang di gunakan sebagai tman nasional sesuai dengan surat keputusan Menteri Kehutanan No. 280/ Kpt-V/1997 (Arinasa: 2005).

Setiap daerah memiliki beberapa macam obat tradisional yang khas. Begitu juga di daerah pulau lombok yang yang terdapat di propinsi NTB. Di pulau ini tinggal suku Sasak yang merupakan masyarakat asli daerah ini. Masyarakat Sasak masih mengandalkan beberapa tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional.

Beberapa tanaman yang dipakai sebagai obat tradisional di pulau lombok juga sering kita temui di daerah-daerah lain. Maka dari itu penelitian yang khusus tanaman obat yang edemik di pulau lombok ini sangat jarang. Tetapi beberapa peneliti yang berasal dari pulau ini telah melakukan penelitaian dan pendataan tentang tanaman obat yang sering dipakai oleh masyarakat sekitar. Dari bebeapa pustaka saya akan mencoba mereview kembali tentang beberapa jenis tanaman obat yang ada di pulau lombok.

B. ISI.

Tanaman obat adalah tananaman yang biasanya dipakai dalam pengobatan tradisional. Masyarakat Indonesia masih menggunakan obat-obatan tradisional dalam mengunakan tumbuhan obat. Tradisi ini biasanya didapat baik dari turun temurun atau dari catatan khusus yang dibuat oleh orang-orang jaman dahulu.

Pulau lombok menyimpan banyak tanaman obat yang sering digunakan oleh masyarakat sekitarnya. Seperti Aistonia scholaris (obat malaria), Voacanga foetida (Bl.) Rolfe ( sebagai agen anti bakteri) dan . calamitosum L. (obat malaria) (Hadi: 2001). Diantara sekian banyak tanaman obat yang ada di pulau lombok yang telah dilakukan pendataan (Hadi: 2001) tidak semunya memberikan hasil yang positif terhadaf uji alkaloid secara umum (Pranata: 1997).

Beberapa tumbuhan obat yang memiliki kandungan alkaloid antaranya adalah Alistonia scholaris R. Br., Voacanga foetida (Bl.) Rolfe, Psychotria malayana Jack,  Clerodendron paniculatum, dan C. calamitosum L. Tumbuhan tersebut telah lama digunakan sebagai obat tradisional masyarakat sasak yang merupakan suku asli pulau Lombok.

Alstonia scholaris R. Br. Merupakan tanaman dari keluarga Apocynaceae, masyarakat Indonesia biasanya menyebutnya Pulai. Tanaman ini memiliki Pohon, yang tingginya dapat lebih dari 40 m.  Batang pohon tua beralur sangat jelas, sayatan berwarna krem dan banyak mengeluarkan getah berwarna putih. Daun tersusun melingkar berben- tuk lonjong atau elips. Panjang bunga lebih dari 1 cm, berwarna krem atau hijau, pada percabangan, panjang runjung bunga lebih dar 120 cm (Joker: 2001). Uji alkaloid yang dilaporkan berupa pada daun, kulit kayu dan kayu yang memberikan uji positif adanya alkaloid di dalam bagian tersebut (Hadi: 2001). Tanaman ini jika diekstrak dengan metanol dan dengan analisa lebih lanjut menunjukkan adanya acubins, Alkaloid, Coumarins, Flavonoid, Phlobatanin, Pereduksi gula, Phenolic sederhana, Saponin Dan Tanin (Khyade  2009).

Beberapa manfaat dari Alstonia scholaris R. Br cukup banyak di teliti. Masyaratkat pulau lombok sendiri menggunakannya sebagai obat malaria, sedangkan kegunaan lainya dapat dipakai sebagai obat kontrasepsi (Winarto: 1997).

Voacanga foetida (Bl.) Rolfe. Merupakan tanaman obat yang digunakan oleh suku sasak untuk mengobati penyakit kulit (Hadi: 2001). Tanaman berasal dari keluarga yang sama seperti pulai ( Alstonia scholaris R. Br) yaitu Apocynaceae. Dari penelitian yang ada kandungan Alkaloidnya tersebar dibeberapa bagian tumbuhan ini sperti pada batang, daun dan kulit kayu (Hariana: 2008). Selain digunakan untuk obat-obatan tanaman ini juga telah diteliti dapat di manfaatkan sebagai pestisida tanaman karena didalamnya mengandung Lombine dan Voacangine, kedua senyawa ini memiliki aktivitas antibakteri (Hadi: 2002)

Clerodendron paniculatum termasuk ke dalam keluarga Lemiaceae atau verbenaceae yang memilki bunga kecil dan berwarna merah, dari hasil penelitian tanaman ini digunakan oleh masyarakat suku sasak sebagai obat mata dan batu ginjal (Kuncono : 2005). Bagian yang di pakai adalaha bunganya dengan cara mengekstrak secara steril (Hadi: 2001). Beberapa senyawa yang telah diisolasi dari tanaman ini adalah clerodendrin A, uncinatone, Mi saponins-A,  friedela- none, lupeol, betulinic acid, royleanone and dehydroroyl- eanone, dan betulin (Shrivastava : 2007).

Selain senyawa di atas, senyawa umum yang dimiliki famili golongan ini di antaranya  :

C. KESIMPULAN

Pulau Lombok kaya akan keragaman hayati khususnya dalam hal floranya. Masyarakat sendiri juga masih mempercayakan pengobatan dengan menggunakan  obat-obat tradisional seperti mengunakan tanaman yang tumbuh di pulau ini. Berbagai penelitian telah dilakukan baik pendataan tanaman hingga penelusuran kandungan dan isolasi senyawa kimia bahan alam yang terkandung di dalam tanaman.

Dari hasil penelitian diantara beberapa tanaman yang di pakai sebagai tradisional suku sasak mengandung alkaloid dan tidak mengandung alkaloid. 23 % dari pendataan tanaman obat yang digunakan suku sasak mengandung alkaloid (Hadi: 2001). Tanaman yang mengandung alkaloid diantaranya Pulai ( Alstonia scholaris R. Br), Kumbi (Voacanga foetida (Bl.) Rolfe), dan Clerodendron paniculatum.

Dari tanaman yang dijadikan contoh di atas mengandung senyawa kimia yang merupakan hasil dari metabolisme skundernya. Berbagai jenis senyawa yang ditemukan pada tanaman di atas berupa alkaloid, terpenoid, dan mavam,macam senyawa bahan alam lainnya. Selain senyawa yang sudah ada, tanaman di atas juga diperkirakan mengandung senyawa baru “Novel”. Sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Arinasa I.B.K et al. 2005. Eksplorasi Paku Potensial di Gunung Rinjani,Pulau Lombok-Nusa Tenggara Barat . Laporan Teknik Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kebun Raya “Eka Karya” Bali : 40-49.

Hadi, S.; Bremner, J. B. 2001. Initial studies on alkaloids from Lombok medicinal plants. Molecules [online computer file] , 6. 117-129.

Hariana, Arif. 2008. Tumbuhan dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar Swadaya. 
http://nmpb.nic.in/
http://home.scarlet.be/ 
http://toptropicals.com/ 

Joker, Dorthe. 2001. Alistonia Scholaris (L.) R.Br. Informasi Singkat Benih No.2 Direktorat Pembenihan Tanaman Hutan. 

Khyade, M. S. dan Vaikons, N. P. 2009. Phytochemical and antibacterial properties of leaves of Alstonia scholaris R. Br . African Journal of Biotechnology Vol. 8 (22). 22-25. 

Kuncono, Sri. 2005. Hancurkan Batu Ginjal dengan Ramuan Herbal. Jakarta : Niaga Swadaya.

Pranata, F. Sinung. 1997. Isolasi Alkaloid Bahan Alam. Biota Vol. III. 96-99. Shrivastava. Neeta dan Tejas Patel. 2007. Clerodendrum and Heathcare: An Overview. Medicinal and Aromatic Plant Science and Biotechnology. Global Science Books. 142-151.

Winarto, M. Wien dan Dian Sundari. 1997. Informasi Tanaman Obat untuk Kontrasepsi Tradisional . Cermin Dunia Kedokteran No. 120. 25-29.

Wacana Tolak Tambang di Nusa Tenggara Timur


TOLAK TAMBANG!!! JANGAN KARENA PERUT KITA LAPAR LALU KITA MERUSAK LINGKUNGAN!!!! ALAM KITA SUDAH RUSAK!!! JADI, TAMBANG DALAM BNTUK APAPUN HARUS KITA PERANGI!!! NTT TIDAK BUTUH TAMBANG!!!!
Ketika saya melihat kalimat-kalimat di atas,  ada rasa aneh yang kemudian berubah menjadi rasa jengkel dan skarang cuma perasaan Lucu... Saya doakan berhasil saja...

Ibarat seseorang aktivis yang mnyatakan anti Amerika tp sambil menghisap sebatang rokok Marlboro dan mengenakan celana jeans dan ternyata film kesukaannya adalah rambo...itulah yg terjadi di tengah-tengah masyarakat kita,,, Amat sangat lucu... coba kalau orang yg "anti TAMBANG" itu rumahnya di dalam gua,, dan mash hidup d zaman batu ya okelah.. ini mngkampanyekan tentang penolakan Tambang pun sambil mnggunakan barang Tambang (HP, Radio, Komputer, dll)... itulah cara beberapa orng di NTT dan herannya beberapa cendekiawan pun ikut terlibat, sehingga masyarakat pun melihat tambang sebagai mimpi buruk...shingga paradigma yg berkembang di masyarakat pun muncul bahwa Tambang dalam bntuk apa pun sangat amat buruk...
hmm... pertanyaannya buat para penolak TAMBANG:

1) Apakah lingkungan itu cuma sekedar pohon, batu, kayu dan binatang? terus dimana anda tempatkan manusia???

2) Ktika anda sudah bertekad dengan gerakan anti tambang, apa bukti nyata anda benar-benar menolak dan membencinya??? bukankah rumah anda bisa berdiri pun karena adanya tambang tersebut??? jangan-jangan ini cuma cara anda uutuk mndapatkan uang???licik sekali kalau seperti itu,,,

3) Jika argumennya bentuk geomorfologi, geologi, topografi dan lainnya di NTT tidak memperbolehkan adanya tambang, sampai dimana pemahaman anda tentang itu??? Apa gunanya orang belajar teknik lingkungan, AMDAL dan pertambangan??? kalau anda paham ekonomi? tidak lucu bukan kalau hanya untuk bangun rumah kami hrus membeli pasir sampai di pulau lain??? anda sadar akibatnya terhadap nilai ekonomis barang tersebut??? anda hanya ingin lingkungan anda baik dan lingkungan orang di pulau lain rusak??? sekarang kalau begitu apa perbedaan anda dengan pencuri??? belajarlah tentang ekologi..teori holosinotik

4) Jika argumennya NTT harus didorong dari sektor??kira-kira di daerah mana??? terus untuk orang-orang yang tidak memiliki komodo,, tidak memiliki pantai seperti nembrala, tidak punya danau kelimutu harus melakukan apa??? Sektor pertanian??? jika di bawah permukaan tanah mereka ternyata sulit untuk mndapatkan air atau terdapat batuan mangan, kira-kira menurut anda tanaman pertanian apa yang harus ditanam di daerah itu??? karena Mangan merupakan unsur hara mikro essensial yang dimna apabila kandungannya dalam tanah terlalu tinggi maka tanahnya akan menjadi tidak subur. Sektor Peternakan?? peternakan apa? ada berapa banyak lokasi di NTT yang anda kunjungi yang cocok untuk beternak sehingga anda bisa mengajukan usulan itu??? kembali lagi ke air, air utk minum saja susah apalagi untuk beternak??? Syukur sekarang ada bantuan air bersih dari pemerintah pusat dan daerah.

jawab dulu pertanyaan yang ada,,,nanti masih banyak lagi,,, kalau bisa melihat sesuatu jangan pakai "KACA MATA KuDA". Satu arah saja cara pandang biasanya akan menyesatkan.. stiap ciptaan Tuhan, mnjadi baik kalau pngelolaanya dilakukan dengan baik.. begitu juga sbaliknya..jgn mnggeneralisasi 1 contoh mnjadi semua,, sehingga kita mulai jadikan itu sebagai bahan mempopulerkan diri di tengah-tengah masyarakat. Itu licik namanya...

Kalau merasa diri cerdas, cari tau dulu tambang apa dan untuk apa,bagaimna caranya dan seperti apa model pertambangannya??? terus berikan pemahaman dengan cara yangg elegan di masyarakat, cendekiawan seharusnya bersikap netral dan bertindak sebagai pemberi solusi, bukannya provokator yang ngawur. Tak ada satu pun masalah di bumi ini yang tidak memiliki solusi, Saya tdk mndukung ataupun menolak tambang,,, hanya saja saya merasa perlu menuliskan ini supaya kita sama-sama berpikir lebih jauh tentang NTT ke depan. Terima Kasih

Minggu, 27 Januari 2013

Tips Menggapai Krendahan Hati

1. Berbicara sedikit mungkin tentang diri Anda,
entah tentang segudang kehebatan/prestasi, pamor, jabatan, uang, dll.
2. Uruslah sendiri persoalan pribadi Anda,
tak perlu Anda berkoar-koar ke mana-mana.
3. Hindari rasa ingin tahu berlebihan,
yang bakal menyulut pertikaian.
4. Janganlah mencampuri urusan orang lain.
5. Terimalah pertentangan dengan riang gembira.
6. Jangan memusatkan perhatian pada kesalahan orang lain.
7. Terimalah hinaan dan caci maki.
8. Terimalah perasaan tak diperhatikan,
dilupakan, dan dipandang rendah.
9. Mengalah terhadap kehendak orang lain.
10. Terimalah celaan,
walaupun Anda tak layak menerimanya.
11. Bersikap santun dan peka,
sekalipun seseorang mamancing amarah Anda.
12. Janganlah memaksakan diri,
agar Anda ingin selalu dikagumi, disanjung,
atau dipuja-puji seperti Pahlawan Nasional.
13. Bersikap mengalah dalam perbedaan pendapat,
walaupun pendapat Anda sangat benar dari lawan bicara.
14. Pilihlah selalu hal-hal tersulit dalam hidup Anda,
agar semua kemampuan Anda mekar berkembang.

Mother TERESA dari Calcuta.

Selamat Berkarya,,

Jumat, 25 Januari 2013

Dongeng Kecil tentang Pertanian di salah satu Pulau di NTT



SEKEDAR BERBAGI CERITA.. BERDASARKAN KISAH NYATA...
Contoh kecil mengapa sulit mewujudkan pemerataan kesejahteraan jika tak ada gebarakan lain,,,
Beberapa waktu lalu, berdasarkan Surat Rekomendasi Gubernur NTT Ek.520/418/V/2011, sehinga Bupati Rote Ndao pun langsung menanggapinya dan segera mengeluarkan SK Bupati Rote Ndao No 109/KEP/HK/2011 tentang Pemberian Ijin Untuk Pembangunan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Kepada PT. Bumi Agro Indoco untuk “Lahan Tidur” seluas 5.024, 59 ha, yang dimana dibagi menjadi 4 blok wilayah, yaitu Rote Timur dan Pantai Baru seluas 3.552,82 ha; Rote Barat Laut seluas 705,02 ha;dan Rote Barat Daya 765, 75 ha. Semua pihak pun menyambut dengan gembira hal itu, bagaimana tidak? Lahan yang begtu luasnya dibiarkan terlantar karena keterbatasan kemampuan dalam banyak “hal” untuk mengelolanya, dari masalah pajak, tenaga, SDM dan hal lainnya.. mw dikelola dengan baik (ditanami jagung dan kentang)
Dalam langkah selanjutnya, dilakukanlah berbagai uji untuk menyatakan bahwa pembangunan Usaha yang menjanjikan tersebut dapat dianggap layak dan didatangkanlah berbagai ahli dari Pemerintahan, IPB, UNWIRA, UNDANA dan lainnya. Berdasarkan kajian langsung di lapangan, serta berbagai uji “Lingkungan” yang sangat panjang,, muncul beberapa temuan, sehingga timbullah berbagai macam pertanyaan..seperti,
Jika terjadi pembukaan lahan yang besar dalam sebuah bentangan,, apa yang terjadi dengan keseimbangan ekologis??? Dimana yang tadinya terdiri dari berbagai jenis flora dan fauna, yang diketahui jalanya rantai makanan normal dsitu, kemudian diganti dengan satu atau dua jenis tanaman saja??? Karena ada ketakutan pengrusakan ekosistem alami seperti itu dapat berakibat terjadinya serangan hama ulat bulu seperti yang di Pulau Jawa,,
Bagaimana dengan kesetimbangan daur hara??? Bukankah semua tau bahwa jenis tanaman yang akan ditanam merupakan tanaman akar serabut dan diketahui merupakan tanaman yang “rakus” akan hara tanah?? Bagaimana dengan limbah Organik yang akan dihasilkan saat panen nanti?? Jika jagung limbahnya juga mw dikemanakan?? Penggunaan pupuk, tentu jika ingin mngejar hasil tentu pupuk kimia??? Akan terjadi degradasi lahan tentunya,,Untuk lahan sebesar itu darimana kita akan mendapatkan air??karena tidak mungkin usaha ini hanya akan dijalankan pada saat musim hujan  kan??? Walaupun Rote merupakan “Pulau Seribu Danau”, karena diketahui topografi P. Rote didominasi oleh topografi yang halus dengan jenis tanah alluvial (Tanah sawah), mengharuskan terbentuknya genangan-genangan air yang bisa dimanfaatkan.. tp bagaimana bila terjadi konflik apabila air tersebut akan digunakan sebagai alasan untuk memeras perusahaan atau sebaliknya??? Karena selama ini sudah berpuluh-puluh tahun masyarakat menggunakannya untuk mengairi sawah mereka,  memberi minum ternak mereka dan lain sebagainya,, adakah solusi yang lebih real utk mencegahnya??? Solum/Lapisan tanah di Rote diketahui sangat tipis (1-2 m), apa upaya utk mncegah erosi??? Karena walaupun dengan keadaan topografi yang demikian, tetapi apabila vegetasi aslinya telah “dirusak” hal tersebut pasti “bisa“ saja terjadi..Bagaimana dengan status kepemilikan lahan tidur itu nantinya???Tetap menjadi lahan masyarakat atau perusahaan??? Karena setelah ini perusahaan sebagai pengelola dan yang akan membayar pajak... apalagi tidak mungkin perusahaan itu berinvestasi hanya untuk 1 atau 2 tahun,,pastilah utk waktu yang sangat lama...
Maka, melalui IPTEK ditawarkanlah beberapa solusi..antara lain.. jenis flora yang ditemukan lebih banyak hanya rerumputan dan pohon kabesak hitam,,, yang lainnya ada tapi sedkit sekali,, fauna yang ditemukan juga tidak beda jauh dari yang ada di daratan Timor, sehingga solusi yang ditawarkan adalah dari teknik pembukan lahannya tidak boleh serentak dan besar-besaran tapi dibuat tahap demi tahap, sehingga memberi kesempatan agar “Alam” bisa mnyesuaikan dan membenahi dirinya.. sehingga dampak perubahan Ekologis yang terjadi tidak perlu terlalu dirasakan...Keseimbangan daur hara akan dikelola melalui limbah organik yang dihasilkan, karena sebgaimna diketahui pupuk organik dpat mngatasi msalah degaradasi tanah, untuk mncegah erosi ditempuh dengan cara lama, yaitu membagi lahan tersebut dalam petak-petak dan di pinggirannya akan ditanami pohon, serta akan mnggunakan sistem terasering pada lahan yang “miring”..
Masalah air?? Pembuatan Waduk lain??? Karena diketahui rote termasuk daerah beriklim kering,, curah hujan dan keadaan topografinya halangan utama,,serta tanah itu masih milik masyarakat...desalinasi (mngubah air laut mnjdi air tawar)?? Mahal.., tp melalui uji geolistrik, keberadaan air tanahnya dangkal...maka penggunaan sumur bor merupakan alternatif terakhir...spya tdk perlu lagi ada masalah...
Dan mengenai lahan, orang rote akan lebih makmur, karena sistem kerja sama yang digunakan adalah sistem plasma...Perusahaan hanya menyediakan segala sarana dan prasarana dan masyarakat yang mengelolanya dengan ketentuan hasil garapannya dijual kembali ke perusahaan dengan harga yang di atur dalam peraturan yang berlaku...dan semua itu dibuat dalam bentuk kesepakatan kerja sama yang bisa dikatakan “wow”, maklumlah..orang Rote juga dikenal dengan “Otak kirinya”, sehingga Pemerintah pun tak berani mengambil resiko jika suatu saat ada masalah.
Maka apabila dilihat “sepintas saja”, mantaplah sudah semuanya...
Ternyata eh ternyata,,
Walaupun mantap,, menurut cerita ahli-ahli tersebut.. Lahannya sangat besar,,butuh brapa bnyak sumur bor??? Apalagi penggunaan sumur bor dalam skala besar menurut beberapa ahli akan menguras ketersediaan air tanah, sehingga efek buruk yang paling kecil dapat dirasakan adalah kekeringan lokal atau intrusi air laut.. walaupun banyak teknologi penggunaan sumur bor untuk mncegahnya tapi dengan membandingkan curah hujan, luasan wilayah pulau rote, dengan daerah tangkapan airnya,, maka hal itu akan sulit untuk dikelola... sehingga usaha tersebut itu pun sementara dipending...sampai ada teknologi baru untuk mngelolanya... Kira-kira sampai kapaan???
Cerita ini saya tulis disini,, hanya semata-mata sebagai salah satu contoh sederhana agar dapat membuat kita lebih bijak melihat potensi mana yang sebaiknya didorong dari masing-masing daerah..
Sekian dan terima kasih,,,

Kamis, 24 Januari 2013

Sekilas tentang Air

Tinjauan Air

Air tawar di bumi ada dalam beberapa bentuk, yaitu “stock” berupa air tanah dan “flow” atau aliran yang disebut juga air permukaan. Dalam menentukan berapa besar air permukaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat sulit, karena sumber air ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor yang terkait dengan sistem fisik, misalnya akumulasi dan pencairan salju di gunung, curah hujan, perembesan dan lain-lain. Dengan kata lain, total aliran air lebih bersifat serba kemungkinan (probabilistic). Proyek-proyek penanganan air permukaan pada dasarnya bertujuan mengatur aliran yang tidak teratur sedemikian rupa menjadi tidak merugikan. Pembangunan waduk, dam atau bendungan menjadi jelas tujuannya yaitu pada saat air melimpah mampu ditampung bahkan penyimpanannya dapat dipakai jika terjadi kekeringan. Air tanah menjadi penting terutama pada saat terjadi kekeringan karena sebagian besar air permukaan berasal dari air ini. Air tanah banyak dipakai untuk sektor perkotaan dan industri bahkan di daerah tertentu juga dipakai untuk pengairan lahan pertanian.
Sifat air yang cukup mencolok adalah adanya saling ketergantungan antar pemakai. Saling ketergantungan ini menurut Howe (1982) antara lain adalah :
Ketergantungan aliran
Jika mereka yang ada di hulu mengkonsumsi cukup banyak atau mencemarkan air, maka mereka yang berada di hilir akan kekurangan atau menerima air yang tercemar.
Ketergantungan volume atau stock
Terjadi jika hanya ada satu volume air yang relatif tetap yang harus dialokasi seperti pada kasus air tanah yang tidak bisa diisikan kembali (recharge). Penggunaan oleh satu pihak akan mengurangi penggunaan potensial pihak lain dan tentu saja menaikkan biaya penggunaannya.
Ketergantungan kualitas
Ini berkaitan erat dengan point pertama. Setiap penggunaan air akan merubah kualitasnya. Beberapa industri mengalirkan bermacam-macam zat pencemar yang kadang-kadang sulit untuk terurai. Irigasi mengalirkan pestisida, pupuk dan lain-lain yang dapat berakibat buruk bagi pemakai yang berada pada bagian hilir.
Ketergantungan pasar
Ketergantungan pasar tercemin dalam transaksi di pasar. Misalnya pada sektor industri memakai bahan mentah dari sektor pertanian yang masing-masing menggunakan banyak air dalam proses produksinya. Pembangunan proyek irigasi mungkin meningkatkan hasil tanaman tetapi hal tersebut berakibat pula kemungkinan turunnya harga. Bentuk-bentuk inilah yang dimaksud sebagai ketergantungan dalam keuangan dan pasar

Dalam konteks pembangunan sosio-ekonomi, sumber daya air perlu dibangun menuruti watak multisektoralnya, sedang dalam pemanfaatannya perlu diarahkan memenuhi kepentingan ganda untuk pertanian, industri, pembangunan perkotaan, tenaga air, perikanan darat, pengangkutan,  rekreasi, dan kegiatan-kegiatan lain (UNCED, 1992).
Berkenaan dengan pemeliharaan lingkungan hidup, pengelolaan sumber daya air harus mencakup rasionalisasi pemanfaatan air, penghematan penggunaan air, konservasi air, dan pencegahan pencemaran air. Akan tetapi air juga merupakan wahana penyakit, sehingga  menimbulkan persoalan kesehatan besar di banyak negara sedang berkembang. Diperkirakan 80% dari semua penyakit dan lebih daripada sepertiga kematian di negara-negara sedang berkembang disebabkan karena air membawa jasad patogen atau vektor penyakit. Maka sanitasi air menjadi sangat perlu berkenaan dengan ketermukiman wilayah (UNCED, 1992).

Air Tercemar
Air dikatakan tercemar apabila air tersebut menjadi tidak layak untuk suatu peruntukan atau komposisinya berubah sebagai akibat dari aktivitas manusia (anthropogenic) dan kejadian alam (Ahmad et al., 2004). Pembuangan limbah atau kimiawi ke lingkungan akan berdampak langsung ke air tanah. Di berbagai negara maju upaya pencegahan polusi perairan mulai dilakukan pada tahun 1970. Akan tetapi, upaya ini terutama ditujukan untuk badan air di permukaan; bukan melindungi air tanah. Ada dugaan bahwa peraturan-peraturan pembuangan limbah yang diterapkan saat ini malahan membuat pihak pencemar leluasa membuang limbahnya ke dalam tanah yang relatif sulit dipantau. Selain disebabkan oleh industri, pencemaran terhadap air juga disebabkan oleh kegiatan domestik penduduk, terutama di perkotaan. Sistem pembuangan air limbah, termasuk jamban, di kota-kota di Indonesia umumnya kurang memadai dan cenderung mengakibatkan perembesan ke dalam tanah. Perembesan tersebut dapat mencapai lapisan aquifer dan mencemari air tanah.
Salah satu alasan mengapa air tanah kurang terlindungi adalah badan-badan air ini tidak terlihat sehingga kerentanannya terhadap polusi kurang dimengerti (EPA, 1997). Masih banyak pihak yang menganggap bahwa air tanah berada dalam suatu jaringan  ”saluran” atau ”sungai bawah tanah” yang mengalirkan air dengan cepat dalam jarak jauh, atau sebagai ” danau bawah tanah ” yang menampung air dalam volume yang sangat besar yang setiap saat dapat ditarik keluar dengan membuat sumur. Anggapan seperti ini sangat jauh dari kenyataan. Umumnya air tanah bergerak sangat lamban sehingga rentan terhadap rembesan kontaminan. Demikian pula volumenya relatif terbatas sehingga masuknya kontaminan dalam jumlah kecil saja sudah dapat menghasilkan konsentrasi kontaminan yang tinggi.

Parameter untuk menyatakan tingkat pencemaran air
Panduan ini merupakan panduan dari Badan Kesehatan Dunia mengenai batas maximum maupun minimum mengenai parameter kualitas baku mutu air yang baik dari segi estetika dan kesehatan:
Fisik
o   Suhu
          Intensitas rasa paling tinggi pada suhu kamar 
          Pada air dengan suhu rendah virus akan bertahan hidup
           Pada pH tertentu dan suhu tinggi penguraian asam hipoklorit (HOCl) lebih kuat
d)     Kecepatan pembentukan Trihalometan (THMs) bertambah dengan naiknya suhu
e)      Suhu rendah menyebabkan kandungan oksigen terlarut dalam air menjadi lebih besar, sehingga kecepatan korosi meningkat
Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung (Chay, 1995)
o   Warna
a)      Warna dalam air minum berpengaruh terhadap segi estetika
b)      Warna yang bergabung dengan zat organik terklorinasi dan dapat menyababkan pembentukan THMs
c)      Kandungan asam humus < 2,5 mg/L di dalam air air minum adalah aman bagi manusia
Nilai pnduan yang dianjurkan di dalam air minum < 15 TCU (True Color Unit)
o   Bau
a)      Nilai ambang batasnya adalah 4 TON (Threshold Odor Number).
b)      Kandungan H2S sebanyak 0,001 mg/L dapat menyebabkan air menjadi bau
Nilai panduan yang dianjurkan adalah < 1 TON atau air tidak berbau
o   Rasa
Nilai ambang rasa rata-rata untuk sisa klor sebesar 0,156 pada batas 0,02-0,29 mg/L pada pH = 7. Nilai ini akan naik bila nilai sisa klor naik dari 0,075-0,450 mg/L dan pH naik dari 5,0-9,0
Ambang batas rasa yang disebabkan kation :
Ca2+                                 = 100 mg/L
Mg2+                                = 30 mg/L
Na2+                                 = 100 mg/L
K+                                                    = 300 mg/L
Fe2+ [besi terlarut]            = 0,04-0,12 mg/L dalam air mineral
Zn2+ terdeteksi pada        = 4,3 mg/L (dalam aquadest)
                                         = 6,8 mg/L (dalam air mineral)
Nilai panduan yang dianjurkan < 1 FTN (Flavour Threshold Number)
o   Kekeruhan
Nilai panduan yang harus dipertahankan < 1 NTU dengan ketentuan bahwa bila nilai kekruhan air tinggi, maka akan melindungi mikroorganisme dari efek desinfeksi

o   Jumlah zat terlarut (TDS)
TDS (Total Dissolved Solid) berpengaruh terhadap : rasa, kesadahan, sifat-sifat korosif dan tndensi terhadap pelapisan/pembentukan kerak. Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103-100 C, dalam portable water kebanyakan bahan bakar terdapat dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas yang terlarut. Kandungan total solids pada portable water biasanya berkisar antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai satu pedoman kekerasan dari air akan meningkatnya total solids, disamping itu pada semua bahan cair jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang  tersuspensi akan meningkat sesuai derajat dari pencemaran (Sutrisno, 1991 : 33).
Zat padat selalu terdapat dalam air dan kalau terlalu banyak tidak baik untuk air minum, banyaknya zat padat yang disyaratkan untuk air minum adalah kurang dari 500 mg/l. pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan kualitas air minum dalam hal total solids ini yaitu bahwa air  akan meberikan rasa tidak enak pada lidah dan rasa mual.

Kimia
a)      Kimia Anorganik
o   Aluminium (Al3+)
Di dalam air minum kandungan Al3+ > 0,1 mg/L, jika tidak akan menimbulkan kekeruhan dalam air. Berdasarkan nilai estetika nilai panduan yang dianjurkan adalah : 0,2 mg/L
o   Arsen (As)
Sifat toxik tergantung dari bentuk kimianya (As3+ lebih berbahaya dari As5+) dan lebih berbahaya dari Arsen organik. Jika kandungan As sebesar 0,05 mg/L, sebaiknya diketahui dengan pasti jenis kimiawinya.
Keracunan akut yang disebabkan oleh As dapat mempengaruhi system syaraf pusat sehingga dapat menyebabkan koma dan dosis As 70-80 mg dapat menyebabkan kematian. Keracunan kronis As sebesar 3-6 mg/hari dengan periode waktu yang panjang. Kejadian fatal bila meminum air yang mengandung As sebesar 7,6 mg/L selama dua setengah tahun. Kandungan As 0,2 mg/L memberikan resiko kanker kulit 5%.
Nilai panduan As = 0,05 mg/L dengan kategori tidak berhubungan dengan kesehatan.
o   Barium (Ba)
Keracunan akut Ba, jika garam-garam Ba terlarut terhisap berlebihan. Dosis BaCl yang berakibat fatal : 550-600 mg.
Pada dosis tinggi menyebabkan aksi rangsangan otot, termasuk jantung dan alat pencernaan. Dosis keracunan akut : 200-500 mg.
Penyakit “Pa – Ping” di China akibat pengambilan Ba dari garam meja (>250 gr BaCl2/kg)
o   Besi (Fe)
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang  terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil  pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas  maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l
o   Fluorida (F)
Pada dosis tinggi F dapat menghalangi vitamin, enzim dan mineral. Gejala akut jika F bersenyawa dengan Ca, F dalam gigi akan menghalangi melarutnya enamel pada kondisi asam sehingga menyebabkan karies gigi. Karies gigi dapat dicegah dengan meningkatkan F sampai 1 mg/L, tetapi gejala noda pada gigi timbul jika F meningkat pada dosis 1,5-2,0 mg/L Konsumsi F sebanyak 30-40 mg/hari, pada periode waktu yang lama, akan mengakibatkan lumpuh karena terjadinya ‘Fluoritis tulang”. Keracunan akut dapat menyebabkan perubahan patologis pada pencernaan, radang buah pinggang, kerusakan hati dan otot jantung. Dosis mematikan adalah 5 gr sebagai Sodium fluoride (NaF)
o   Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan  nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan  Alumunium.
Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/L dapat  menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi  dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/L dapat  menyebabkan rasa mual.
o   Klorida (Cl)
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air. Nilai panduannya adalah 250 mg/L Cl-
o   Kromium
Berdasarkan konsumsi air minum per hari, Cr yang tekandung dalam air dapat menyebar < 10-40 µg, Cr6+ (krom heksavalen) bersifat racun dan kandungan 5 mg/L dapat menyebabkan keracunan. Dosis sampai 2,5 mg/L masih dianggap aman. Kadar 10 mg/kg berat badan manusia menyebabkan kerusakan hati dan kematian. Dosis yang lebih rendah menyebabkan iritasi selaput lender pencernaan makanan. Cr6+ dengan dosis tinggi diimplikasikan menyebabkan kanker alat pencernaan dan menambah resiko kanker paru-paru bagi pekerja yang menghirup Cr.
o   Mangan (Mn)
Mn dengan konsentrasi yang tinggi terdapat pada daun teh. Secangkir teh mengandung 1,4-3,6 µg. Kapasitas Mn dalam hati terbatas 1-1,3 mg/kg berat basah. Konsentrasi Mn > 0,15 mg/L dapat mempengaruhi rasa dan > 0,02 mg/L berpengaruh terhadap rasa dan noda pada pakaian. Nilai panduan : 0,1 mg/L
o   Nitrat, nitrit sebagai N
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yangdigunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
o   Perak (Ag)
Efek yang terjadi pada manusia apabila kelebihan dosis Ag adalah memudarnya warna kulit, rambut serta kuku. Dosis minimum Ag adalah 1000 mg ekiuvalen dengan perolehan selama 70 tahun
o   Derajat keasaman (pH)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
o   Selenium (Se)
Kadar Se dalam tubuh manusia terdapat dalam hati dan ginjal. Perolehan Se yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, kulit memucat dan kerusakan gigi. Pada air minum Se : 2 mg/L dapat menyebabkan kematian 50 % (pada tikus) dalam waktu < 2 bulan
o   Seng (Zn)
Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet,  dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan padapertumbuhan anak. Nilai panduan 5 mg/L
o   Cianida (CN)
Klorinasi air pada pH > 8,5 akan mengkonversikan CN menjadi Sianat (CNS) yang tidak berbahaya, tetapi pada akhirnya terurai menjadi CO2 dan N2. Dosis fatalnya adalah 50-60 mg. Perolehan perhari sebesar :2,9-4,7 mg tidak berbahaya. Kadar yang dapat diterima untuk pengambilan CN perhari adalah 8,4 mg
o   Sulfat (SO4)
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel), selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas. Nilai panduan sulfat : 400 mg/L
b)     Kimia Organik
o   Aldrin dan Dieldrin
Aspek terhadap kesehatan adalah berpengaruh pada system syaraf pusat. Perolehan yang diperbolehkan perhari adalah = 0,0001 mg/kg berat badan.
o   Benzena
Menyebabkan keracunan secara akut, yaitu depresi system syaraf pusat. Keracunan toluene (salah satu derivate benzene) secara akut jika dikonsumsi dalam air adalah depresi syaraf pusat. Nilai panduan untuk benzene dalam air minum adalah 10 µg/L
o   Klordan
Dosis klordan sebanyak 2,5 mg/L adalah kerusakan liver (pada tikus). Perolehan perhari yang diperbolehkan untuk manusia adalah 0,001 mg/kg berat badan.
o   2,4 – D (Dichlorophenoxyacetic acid)
Bila terkena 2,4 D maka gejala yang dialami manusia adalah keletihan, sakit kepala dan kehilangan nafsu makan, bahkan bias meyebabkan penyakit liver. Batas panduan di dalam air minum adalah 0,1 mg/L, tetapi jika tidak ingin meraskan bau di dalam air adalah 0,005 mg/L
o   DDT (Dikloro difenil trikloroetan)
Dosis DDT yang mematikan adalah 250 mg/kg berat badan. Efek utama DDT adalah terhadap system syaraf. DDT menyebabkan tumor dan liver pada tikus. Perolehan perhari yang diperbolehkan adalah 0-0,0005 mg/kg berat badan
o   Dikloroeten
Suatu zat sebagai pelarut dan insektisida. Bereaksi sebagai narkotik dan merusak hati dan ginjal serta system jantung. Bersifat karsinogenik terhadap binatang. Nilai panduan dalam air minum adalah 10 µg/L

o   Heptaklor
Menyebabkan berkembangnya katarak. Nilai panduan dalam air minum adalah 0,5 µg/kg berat badan
o   Heksaklorobensen (HCB)
Sebagai fungisida (pembasmi jamur). Memberikan efek teratogen (pada tikus) dan bersifat karsinogenik. Nilai panduan dalam air minum adalah 0,01 µg/L
o   Pestisida
Hubungannya dengan masalah kualitas air adalah hidrokarbon terklorinasi dan turunannya, hebrisida dan insektisida. Pestisida dalam air minum digunakan untuk pengontrolan vector dan tujuan lainnya. Nilai panduan yang dapat diterima per hari dalam air minum adalah 1 %.
o   Trihalometan (THMs)
Merupakan senyawa yang terbentuk dari hasil samping klorinasi, yaitu reaksi antara organic dengan halogen [klor dan brom]. Senyawa THMs adalah diklorobromometan, klorobromometan, kloroform dan bromoform, dan dikenal sebagai senyawa yang bersifat karsinogenik terhadap binatang. Dosis mematikan pada manusia adalah 44 g/70 kg berat badan atau 630 mg/kg berat badan. Nilai panduan kloroform dalam air minum adalah 30 µg/L.

Biologi
o   Colli
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) dan sama sekali tidak boleh mengandung bakteri coli melebihi batas–batas yang telah ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air (Sutrisno, 1991 : 23).
o   COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD  dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. Apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.
o   BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan-bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000: 15). BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar -benar terjadi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesainsistem pengolahan secara biologis (G. Alerts dan SS Santika, 1987).
Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organic; makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/L

Analisa Kualitas Air
Pemantauan Kualitas air
Pemantauan kualitas air dapat juga didefenisikan sebagai suatu kegiatan pengumpulan informasi yang aktual pada lokasi tertentu dan interval yang tertentu untuk menghasilkan data hasil pemantauan yang dapat digunakan untuk menyatakan kondisi saat itu. Berhasilnya suatu pemantauan kualitas air sangat erat kaitannya dengan tahapan pelaksanaan yang harus dilalui agar kesinambungan pekerjaan dapat menyajikan data secara integral untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, tidak ada pekerjaan yang harus diulang kembali karena ada satu tahap pekerjaan terlampaui dan yang berpengaruh terhadap tahap berikutnya. Terhadap pemantauan yang perlu dilaksanakan secara berurutan meliputi pemantauan tujuan pemantauan, pembuatan disain kajian pemantauan, program sampling di lapangan, analisis laboratorium, pengolahan data dan pelaporan
Tujuan Pemantauan
Secara garis besar, penentuan tujuan pemantauan dapat diperoleh melalui langkah-langkah sebagai berikut :

Penentuan isu (identifikasi masalah)
Identifikasi masalah atau isu bisa diperoleh dari pengamatan, wawancara, informasi, kasus, informasi sekunder dari penduduk atau informasi dari hasil diskusi dengan stakeholdr.
Contoh isu umum program pemantauan adalah :
o   Peledakan populasi alga (algae blooming)
o   Peningkatan salinitas air, menyebabkan air menjadi tidak dapat digunakan untuk air minum, pertanian dan mempunyai efek pada ekologi aquatik.
o   Pencemaran mikroba dari kotoran manusia atau hewan yang menyebabkan air sungai tidak bisa digunakan untuk air minum atau penggunaan rekreasi.
o   Pengaruh perubahan temperatur
o   Pengaruh perubahan pH, dll.

Pengumpulan informasi yang mendukung isu yang telah diidentifikasikan.
Setelah isu yang spesifik dapat diidentifikasikan, maka perlu dilakukan pengumpulan informasi yang telah teridentifikasi. Pengumpulan informasi dapat dilakukan melalui :
o   Kaji ulang literatur atau informasi pemantauan yang ada, baik dari lokasi sasaran atau lokasi lain.
o   Wawancara dan rekaman pengamatan atau kejadian yang dikumpul oleh masyarakat setempat.
o   Data yang sudah dipublikasikan, atau terdapat dalam laporan dari berbagai instansi atau lembaga penelitian. Data ini dapat terdiri dari data pengukuran kualitas air, rekaman arus air, data biologi dll.
Pengumpulan informasi juga dapat dilakukan melalui berbagai aktifitas yang berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap kualitas air sebagai berikut:
o   Faktor alam, yaitu gambaran geografis area: topografi, relief, luas areal, meteorologi, iklim, penggunaan tanah, hidrologi, dll.
o   Penggunaan air termasuk bendungan, kanal, aktifitas kota, industri, pertanian dan fasilitas pengolah limbah.
o   Peraturan dan kebijakan.

Beberapa contoh informasi yang mungkin dapat diperoleh untuk mendukung isu antara lain :
o   Daya dukung badan air untuk menerima limbah tanpa menyebabkan pencemaran
o   Kesesuaian dan efektifitas langkah strategis pengendalian pencemaran
o   Perubahan trend kualitas air akibat aktifitas manusia di daerah tangkapan
o   Parameter kimi dan biologi dalam air yang menyebabkan air tidak sesuai dengan peruntukannya
o   Bahaya terhadap kesehatan manusia akibat kualitas air yang buruk
o   Pengembangan daerah tangkapan yang berpengaruh terhadap kualitas air
o   Dampak penurunan kualitas air terhadap kehidupan tanaman dan binatang di dalam atau dekat badan air.

Pemahaman sistem dan model formulasi proses konseptual (MPK)
-        Pengenalan Proses Kunci
Dalam pembuatan model formulasi proses konseptual perlu diidentifikasikan lebih dahulu proses kunci yang menentukan sebab dan akibat dari sistem dan bagaimana sistem tersebut bekerja. Proses yang mempengaruhi kualitas air diklasifikasikan sebagai hydrodinamika, fisika, kimia dan biologi yang terdiri dari:
§  Transportasi, aliran, turbulensi, pengelontoran, pencampuran dan stratifikasi
§  Pengendapan, penguapan, deposisi kering dan basah
§  Transportasi kontaminasi, sedimen, penimbunan, resuspensi dan difusi
§  Degradasi, adsorpsi, desorpsi
§  Pertumbuhan organisme, produktivitas utama
§  Daur ulang nutrien, kehilangan, transpormasi, amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi
Pada skala yang lebih luas, harus diperhatikan sumber dan transportasi kontaminasi dari daerah tangkapan aliran air, sungai dan muara.
-        Hipotesis teruji dan model konseptual
Tujuan pemantauan kadang digambarkan dengan hipotesis teruji. Hipotesis ini umumnya digunakan jika ingin melihat perbedaan yang signifikan antar lokasi.
Contoh hipotesis untuk sampling nutrien antara lain :
§  Kadar fosfor lebih rendah atau lebih tinggi dari standar kualitas air tertentu
§  Keberadaan fosfor mengendalian biomassa alga
§  Ketersediaan fosfor dan nitrogen membatasoi pertumbuhan alga, dll
§  Penetapan tujuan pemantauan
Tujuan pemantauan dapat ditetapkan sebagi isu yang menjadi fokus sudah ditentukan dan isu tersebut disertai dengan informasi yang mendukung. Tujuan pemantauan yang baik hasilnya dapat terukur dan dapat tercapai dengan biaya yang minimal, realistis, singkat dan jelas serta dapat dimegerti. Tujuan tersebut harus secara jelas dinyatakan dan dicatat sehingga dapat memberi pertimbangan secara cermat dan dapat membantu dalam memberi jaminan bahwa program pemantauan telah secara sistimatik direncanakan, serta dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah tujuan telah tercapai.
Beberapa contoh umum tujuan pemantauan kualitas air adalah sebagai berikut :
§  Untuk  mengukur kualitas air
§  Untuk memberi kepastian bahwa air tersebut memenuhi standar untuk penggunaan tertentu
§  Untuk penyelidikan kenapa air tersebut tidak memenuhistandar
§  Untuk menilai beban material yang masuk kedalam badan air dari daerah tangkapan air
§  Untuk mengetahui karakteristik biota dalam air
§  Untuk menilai status lingkungan
§  Untuk menilai efektifitas pengendalian pencemaran air
§  Untuk identifikasi trend kondisi badan air.
§  Untuk pengembangan standar kualitas air dan peraturan pembuangan limbah, dll.
Bebarapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk membantu dalam penetapan tujuan pemantauan adalah :
§  Mengapa pemantauan akan dilakukan? Apakah informasi dasar, perencanaan atau informasi kebijakan, informasi operasional atau pengelolaan, peraturan dan penaatan, penilaian sumber, atau maksud lain.
§  Informasi apa yang diperlukan pada kualitas air untuk berbagai penggunaan?
§  Bagaimana ketersediaan sumber daya manusia dan sumber dana?
§  Siapa pengguna data pemantauan dan apa yang dapat dilakukan dari informasi tersebut? Apa hasil tersebut digunakan untuk mendukung keputusan pengelolaan, menjamin pentaatan, identifikasi prioritas untuk tindakan, peringatan dini terhadap problem dimasa datang atau mendeteksi perbedaan pengetahuan yang ada sekarang.

Desain pemantauan
Disain  pemantauan perlu dibuat agar pelaksanaan pemantauan dapat dilakukan secara terencana sehingga program sampling dan analisis dapat dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Sebelum membuat disain  pemantauan sebaiknya dilakukan survei pendahuluan, karena survei pendahuluan ini akan membantu dalam pembuatan disain  pemantauan khususnya dalam perencanaan sampling yang menyangkut penentuan titik sampling, frekuensi sampling, pemilihan parameter, data yang dibutuhkan, dan kelayakan pelaksanaannya termasuk biaya yang diperlukan, serta menjamin bahwa program sampling dan analisis dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Pembuatan disain pemantuan diawali dengan pemilihan tipe yang sesuai dengan tujuan yang yang telah ditetapkan. 


Pemilihan Titik Sampling
Tujuan dari pemilihan titik sampling adalah agar dapat diperoleh sampel yang mewakili sehingga dapat memenuhi tujuan pemantauan yang ditargetkan. Pemilihan titik samping juga harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
§  Proses yang mempengaruhi kualitas air.
§  Pengetahuan tetang geografi, penggunaan air dan pembuangan limbah.
§  Analisis statistik yang digunakan untuk interpretasi
§  Kemungkinan variasi musim dan variasi lokal terhadap parameter yang diukur
§  Meminimisasi interfensi manusia yang bukan merupakan bagian dari program pemantauan, demikian juga hindari struktur di badan air yang dapat mengganggu flow atau kondisi kimia bila keberadaan struktur tersebut bukan fokus pemantauan. Untuk itu titik sampling perlu ditempatkan jauh kearah hilir dari struktur tersebut bila kualitas air pada aliran bebas yang dijadikan fokus pemantauan.
§  Keamanan harus dijamin pada semua kondisi.
§  Lokasi harus diidentifikasikan dengan tepat sehingga pengulangan pengambilan sampel dapat dilakukan kembali. GPS digunakan untuk area datar atau di lautan.

Program pemantuan kualitas air tanah perlu mempertimbangkan geologi local, adanya kontaminasi karena getaran, pola penggunaan lahan.

Frekuensi sampling
Frekuensi sampling tergantung pada tujuan sampling dan biasanya dapat diestimasikan setelah sampling pendahuluan. Untuk titik dimana kualitas airnya bervariasi maka diperlukan frekuensi sampling yang lebih tinggi dibandingkan dengan titik yang kualitas airnya relatif konstan. Perubahan kualitas air tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kadar unsur yang masuk ke dalam badan air, kecepatan dan volume atau debit air.  Perubahan tersebut dapat terjadi sesaat atau terus menerus dengan penyebab perubahan dapat terjadi secara alamiah atau dari kegiatan manusia.  Progam baru, tanpa ada informasi mengenai variasi kualitas air harus didahului dengan kajian pendahuluan. Kajian pendahuluan untuk mengetahui variasi kulaita air dilakukan dengan frekuensi pengambilan sampel yang relatif sering, misalnya tiap minggu atau tiap hari selama seminggu yang diulang beberapa kali selama setahun dan seterusnya. Frekuensi pengumpulan sampel tergantung pada badan air dan karakteristik spesifiknya. Pada dasarnya apabila dari kajian ini sudah diketahui data variasi kualitas air yang relatif konstan maka frekuensi pengambilan sampel yang pasti untuk program pemantauan dapat ditetapkan dan dapat diubah sesuai kebutuhan.
Untuk melihat trend kualitas air pada periode waktu tahunan atau untuk melihat rata-rata tahunan kualitas air maka pengambilan sampel dilakukan dengan frekuensi minimal setiap bulan sekali atau minimal 12 kali pertahun pada waktu yang sama (minggu dan hari yang sama), sedangkan untuk tujuan pengendalian, diperlukan sampling mingguan. Jika ditemui perbedaan yang signifikan, maka sampel harus dikumpulkan harian atau berkelanjutan.  Jika memungkinkan sampel dapat juga diambil secara komposit, akan tetapi harus dipertimbangkan sesuai dengan tujuan.  Sampling secara komposit tidak dapat digunakan untuk penentuan variabel yang tidak stabil sepeerti DO. Sampel individu yang diambil dari stasiun yang telah ditentukan, jika memungkinkan sebaiknya diperoleh pada perkiraan waktu yang sama karena kualitas air dapat bervariasi dalam sehari.
Untuk membandingkan dengan pedoman atau standar maka sampling dapat dilakukan harian, mingguan dan empat bulanan.  Perbedaan musim juga merupakan pertimbangan dalam frekuensi sampling.
Penentuan skala waktu didasarkan pada:
§  Tujuan sampling
§  Karakteristik parameter yang diukur
§  Statistik atau alat lain yang akan digunakan untuk interprestasi data, cthnya untuk analisis seri waktu.

Pengamatan dan pengukuran di lapangan
Pengukuran lapangan diperlukan untuk parameter tertentu, khususnya parameter yang mungkin berubah baik secara fisika, kimia atau biologi selama transportasi.  Parameter yang penting dan hanya dapat diukur di lapangan seperti flow, temperatur, kedalaman sungai.  Untuk parameter lain seperti DO, pH, pengukuran lapangan lebih diutamakan karena nilai parameter ini mungkin berubah setelah diambil. Pengukuran lapangan ini tidak saja memberikan nilai secara langsung tapi juga hasilnya dapat juga diperiksa secara cepat sehingga pemilihan lokasi sampling dapat diseleksi secara cepat jika diperlukan. Data lapangan juga bisa diperoleh secara otomatis dan dapat dimasukkan atau ditransfer melalui telemetri. Cara seperti ini cukup menguntungkan karena pengukuran dapat kontinyu dan pada interval waktu yang tetap sehingga memungkinkan untuk kajian trend waktu dengan dana yang cukup efektif.
Untuk parameter yang tidak berubah selama transportasi dan penyimpanan, analisis bisa dilakukan di laboratorium. Untuk sampel yang dilakukan di laboratorium dapat dilakukan pengawetan dan penyimpanan di tempay dingin selama transportasi agar dapat meminimalisasi perubahan.
Selain pengukuran lapangan, pengamatan lapangan selama pengambilan sampel sangat penting dilakukan, karena dapat membantu dalam interpretasi data. Hasil pengamatan lapangan saat pengambilan sampel perlu dicatat atau direkam sebelum meninggalkan lokasi sampling, termasuk bila ada kejadian luar biasa pada saat sampling. Pengamatan lapangan tersebut perlu dilengkapi dengan foto dan sketsa lokasi sampling yang menggambarkan titik sampling yang diambil serta informasi yang ada seperti sumber pencemar dsb.

Pengambilan sample
Pengambilan sampel air dan sedimen di satu lokasi diutamakan untuk melakukan sampel air lebih dahulu, sehingga saat pengambilan sampel sedimen, kualitas air tidak terganggu.
Dalam pengambilan sampel sedimen, terkadang dapat mengalami kesulitan dengan penggunaan grab dan core. Grab sampel sering tidak memasuki sedimen secara tegak lurus dan lapisan sedimen akan bercampur saat alat tersebut ditutup.
Beberapa pertimbangan perlu diberikan pada lintasan lingkungan yang dilalui oleh alat sampling, sehingga tidak ada kesalahan sampling yang disebabkan oleh kontak antara alat sampling dengan media yang bukan menjadi target. Contohnya dalam pengumpulan sampel air di lapisan bawah permukaan untuk analisis hidrokarbon, maka alat sampling tersebut harus masuk dalam kondisi tertutup, jika tidak maka hidrokarbon dari lapian permukaan yang akan diambil. Sebaliknya jika air yang dangkal akan disampling maka harus hati-hati jangan sampai mengaduk air di dasar ke atas
Beberapa petunujuk umum dalam pengambilan sampel diantaranya adalah :
§  Sebelum mengumpulkan sampel, pastikan bahwa titik sampling sudah benar. Jika sampling harus dilakukan dengan kapal maka titik sampling harus diberi tanda.
§  Dalam pengambilan sampel, hindarkan bagian yang tidak homogen dalam sampel seperti daun dsb. Hindari menyentuh dan mengganggu dasar badan air ketika mengambila sample air yang dalam karena hal ini akan menyebabkan partikel yang tersuspensi terbawa sehingga memerlukan penyaringan sampel air sebelum ditempatkan di botol.
§  Kedalaman sampling diukur dari permukaan air sampai pertengahan alat sampling.
§  Sampel yang diambil untuk menggambarkan profil vertikal seharusnya diambil secara berkelanjutan yang dimulai dari permukaan dan berakhir di dasar. Jika mengambil sampel pada kedalaman maksimum, penting untuk menjamin dasar alat sampling paling sedikit 1 m di atas dasar.
§  Jangan menurunkan alat sampling pada kedalaman tertentu terlalu cepat. Diamkan alat tersebut pada kedalaman yang telah ditentukan selama 15 detik sebelum melepaskan penutup sampler. Penurunan tali seharusnya vertikal pada saat pengambilan sampel. Pada air yang mengalir, perlu diperhitungkan penurunan mencapai kedalaman yang diinginkan.
§  Semua pengukuran yang diambil di lapangan harus dicatat langsung di lapangan sebelum meninggalkan lokasi sampling.
§  Semua informasi pendukung harus dicatat sebelum meninggalkan lokasi sampling seperti temperatur udara ambien, cuaca, keberadaan ikan mati yang mengapung, lapisan minyak,  pertumbuhan alga, atau pemandangan yang tidak umum ataupun bau. Catatan tersebut akan sangat membantu dalam anterpretasi hasil analisis.
§  Sampel harus dipindahkan ke botol sampel secara cepat setelah pengambilan bial sampel tersebut akan ditransportasikan. Jika analisis dilakukan di lapangan maka pengerjaannya harus dilaksanakan sesegera mungkin.
§  Untuk sampel biologi ditambahkan dengan hal berikut :
-        Sampel untuk parameter biologi harus ditempatkan pada wadah yang steril dan pengambilan sampel biologi dilakukan sebelum pengambilan sampel untuk analisis yang lain.
-        Perlu dilakukan secara hati-hati agar bagian dalam wadah sampel tidak terkena tangan atau alat lain yang terkontaminasi.

Botol untuk sampel biologi harus diperlakukan secara khusus dalam pengumpulan dan transportasinya sesuai dengan tujuannya.

Penanganan Sample
§  Pengawetan.
Kestabilan analit tergantung pada kebenaran cara pengawetan contoh.  Petunjuk pengawetan menspesifikasikan wadah yang sesuai, pH, terlingdung dari cahaya, tidak adanya ruang kosong, penambahan bahan kimia, dan pengendalian temperatur.
§  Penyaringan.
Untuk beberapa parameter uji, sampel harus disaring terlebih dahulu, penyaringan contoh dilakukan untuk pemeriksaan parameter terlarut.
§  Pengangkutan.
Cara pengangkutan sampel ke laboratorium harus tidak merubah komposisi sampel.
§  Penyimpanan.
Apabila sampel tidak dapat segera dianalisis, maka sampel harus disimpan di tempat   yang   tidak merubah komposisi sampel, dengan dilakukan pengawetan dan disimpan di ruang pendingin ( 4° C)

 Analisis Laboratorium
Tujuan dari analisis di laboratorium adalah untuk mendapatkan data yang akurat dan teliti pada lingkungan yang aman.